ATM Bersatu, Apa Keuntungan Bank dan Nasabah
VIVAnews - Ketua Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas), Sigit Pramono, mengatakan bersatunya jaringan anjungan tunai mandiri (ATM) di Indonesia akan mendatangkan keuntungan bagi perbankan Indonesia. Sebab, biaya investasi yang dikeluarkan akan jauh lebih rendah dibanding harus membuat mesin ATM dan electronic data capture (EDC) satu per satu.
Sigit menilai, tak hanya dari sisi perbankan, masyarakat juga akan diuntungkan dengan biaya yang jauh lebih murah karena bisa memanfaatkan ATM semua bank.
"Misalnya, jika dulu harus membayar Rp3.000-5.000, mungkin dengan penggabungan ini nominalnya akan jauh lebih rendah," ujar Sigit kepada VIVAnews.com di Jakarta, Kamis, 3 November 2011.
Menurut dia, saat ini yang diperlukan adalah kerelaan bank-bank yang sudah membangun jaringan lebih dulu dan berinvestasi besar. Namun, harus diakui setelah sistem jaringan ATM bersatu, maka akan lebih efisien karena ATM dan mesin EDC akan lebih banyak.
Sigit menilai, jika penggabungan ATM tersebut dilakukan 3 atau 5 tahun lalu, kemungkinan akan banyak yang tidak setuju. Sebab, pada saat itu banyak bank yang membuat jaringan ATM, dan mesin EDC dengan biaya mahal. "Mereka ingin menikmati dulu keunggulan kompetitifnya. Tapi, kini dengan adanya penggabungan jaringan ATM, bank kecil pun akan bisa investasi," tuturnya.
Seperti diketahui, Bank Indonesia berencana membuat sistem satu jaringan ATM di Indonesia yang saling terintegrasi tahun depan. Penyedia layanan ATM telah setuju menggabungkan sistem jaringan ATM. Di Indonesia, saat ini terdapat tiga penyedia jasa layanan ATM yaitu PT Artajasa Pembayaran Elektronis, PT Rintis Sejahtera (Prima) dan PT Daya Network Lestari. (art)