Reaksi Indonesia Soal Kesepakatan KTT Eropa
VIVAnews - Pemerintah menyambut positif kesepakatan KTT Eropa yang memangkas surat utang Yunani. Kebijakan itu diharapkan dapat menyelesaikan persoalan Eropa, sehingga dampaknya tidak meluas ke negara lain.
Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, dirinya percaya bahwa Eropa dapat menyelesaikan persoalannya hingga tuntas. "Saya sangat optimistis," ujarnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 28 Oktober 2011.
Hatta meyakini zona Eropa telah memiliki sejumlah kebijakan mengenai upaya mengatasi persoalan ketidakpastian ekonomi di wilayahnya itu. "Mereka sudah atur policy bagaimana mengatasi persoalan-persoalan itu," imbuhnya.
Hatta turut berharap, krisis surat utang yang melanda Yunani tidak berdampak ke negara-negara lain di sekitarnya di masa-masa mendatang. Dua negara yang diharapkan mampu bertahan dari terpaan krisis surat Eropa itu terutama Jerman dan Prancis.
Kedua negara tersebut, merupakan pilar utama bagi perekonomian Eropa. "Jerman dan Prancis kami harapkan tetap kuat pertumbuhan ekonominya," tuturnya.
Sebelumnya, para pemimpin Eropa akhirnya mencapai kesepakatan dengan kalangan perbankan dan penjamin asuransi untuk menerima pemotongan 50 persen dari surat utang Yunani yang dimilikinya. Kesepakatan itu ditempuh dalam upaya mengurangi beban utang Yunani serta mengatasi krisis Eropa yang sudah berlangsung dua tahun.
Kesepakatan tersebut diperoleh setelah pertemuan yang berlangsung selama delapan jam antara pemimpin negara Eropa dengan perbankan, bank sentral, dan Dana Moneter Internasional (IMF).
Seperti dikutip laman Reuters, kalangan swasta secara sukarela menerima keputusan pemotongan nominal 50 persen dari investasi surat utangnya untuk mengurangi beban utang Yunani sebesar 100 miliar euro. Langkah ini memangkas utang Yunani menjadi 120 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2020. Saat ini, rasio utang terhadap PDB Yunani mencapai 160 persen. (art)