BI Terbitkan Desain Baru 3 Uang Kertas
VIVAnews - Bank Indonesia (BI) kembali menerbitkan desain baru uang pecahan Rp20.000, Rp50.000, dan Rp100.000 yang mulai beredar Senin, 31 Oktober 2011. Desain baru itu diharapkan bisa meningkatkan perlindungan dari upaya pemalsuan.
Pengubahan desain uang tersebut dilakukan pada pecahan Rp20.000 dan Rp100.000 untuk tahun emisi 2004. Sedangkan pecahan Rp50.000 dilakukan pada uang emisi tahun 2005.
Deputi Gubernur BI Ardhayadi mengatakan dengan pengeluaran dan pengedaran ketiga uang kertas tersebut, diharapkan masyarakat akan dapat lebih cepat mengenali keaslian uang rupiah dengan adanya penambahan unsur pengamanan yang dapat dikenali tanpa menggunakan alat bantu.
“Dengan uang baru ini kami harap akan memberikan perlindungan dari upaya-upaya pemalsuan uang karena kemajuan dalam teknologi cetak,” kata Ardhayadi di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat 28 Oktober 2011.
Diantara berbagai perubahan desain yang dilakukan terhadap 3 pecahan uang kertas tersebut, salah satu yang paling menonjol adalah perubahan kode tuna netra (blind code) yang semula tidak kasat mata kini bisa terlihat dengan jelas.
Berikut ini penambahan desain baru pada ketiga uang tersebut:
1. Pecahan Rp 20.000 tahun emisi 2004
a. Penambahan unsur pengaman rainbow printing disebelah kanan gambar utama pada bagian depan uang berupa bidang berbentuk segi empat yang memiliki efek berubah warna apabila dilihat dari sudut tertentu.
b. Penambahan desain berbentuk lingkaran kecil berwarna hijau dan ditengahnya berwarna putih yang letaknya tersebar di sebelah gambar utama pada bagian depan uang dan belakang uang.
c. Perubahan kode tuna netra (blind code) berupa dua buah empat persegi panjang yang semula tidak kasat mata (invisible) menjadi kasat mata dan terasa kasar apabila diraba (cetak intaglio), terletak di samping kiri gambar utama pada bagian depan uang.
2. Pecahan Rp 50.000 tahun emisi 2005
a. Penambahan unsur pengamanan rainbow printing di sebelah kanan gambar utama pada bagian depan uang berupa bidang berbentuk segi empat yang memiliki efek berubah warna (efek pelangi) apabila dilihat dari sudut pandang tertentu.
b. Penambahan desain berbentuk lingkaran kecil berwarna oranye dan ditengahnya berwarna putih yang ketaknya tersebat di sebelah gambar uatamanya pada bagian depan dan belakang uang
c. Perubahan kode tuna netra (blind code) berupa dua buah segi tiga yang semula tidak kasat mata menjadi kasat mata dan terasa kasar apabila diraba (cetal intaglio) terletak di samping kiri gambar uatamnya pada bagian depan uang.3. Pecahan Rp3. Pecahan
3. Pecahan Rp100.000 tahun Emisi 2004
a. Penambahan unsur pengaman rainbow printing di atas gambar utama pada bagian depan uang berupa bidang berbentuk segi empat yang memiliki efek berubah warna (efek pelangi) apabila dilihat dari sudut pandang tertentu
b. Penambahan desain berbentuk lingkaran-lingkaran kecil berwarna merah dan ditengahnya berwarna putih yang letaknya tersebar di sebelah gambar utama pada bagian depan dan belakang uang;
c. Perubahan kode tuna netra (blind code) berupa dua buah lingkaran yang semula tidak kasat mata (invisible) menjadi kasat mata dan terasa kasar apabila diraba (cetak intaglio), terletak di samping kiri gambar utama pada bagian depan uang.d. Penambahan penulisan DEWAN PERWAKILAN DAERAH pada gambar utama di bagian belakang uang yang semula bertuliskan“MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT” menjadi “MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH”
e. Menghilangkan unsur pengaman berupa Irisafe yang terletak di samping kanan gambar utama pada bagian depan uang.
Ardhayadi menambahkan saat ini BI sudah menyiapkan uang pecahan Rp20 ribu sebanyak 7,6 juta bilyet, Rp50 ribu sebanyak 103,5 juta bilyet
Dan Rp100 ribu sebanyak 125,8 juta bilyet
“Sebagai informasi, uang kertas pecahan Rp20.000 TE 2004, Rp50.000 TE 2005 dan Rp100.000 TE 2004 desain lama masih tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran oleh Bank Indonesia,” jelas Ardhayadi.