Rekonstruksi Merapi Belum Capai Sasaran
VIVAnews - Pemerintah Daerah Yogyakarta menegaskan perkembangan rekonstruksi pasca erupsi Gunung Merapi belum mencapai sasaran mikro dan baru pada tahap global. Pemda saat ini baru sebatas mengatur dana bantuan dan belum menentukan peruntukannya.
"Global maksudnya jumlah uang saja, tetapi peruntukannya untuk apa kan belum," ujar Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X, usai rakor di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa 2 Agustus 2011.
Saat ini, dia melanjutkan, telah disiapkan dana dari pemerintah pusat yang diperuntukan bagi rekonstruksi sebesar Rp600 miliar, dari total keseluruhan Rp1,2 triliun selama dua tahun.
"Rekonstruksi sebuah rumah sebesar Rp30 juta dengan luas 6x6 meter untuk satu keluarga. Jenis bangunan rumah adalah permanen. Selain rumah, keluarga diberikan tanah di lokasi relokasi seluas 100 meter persegi," ujar Sultan.
Sultan menambahkan, realisasi perbaikan hingga saat ini telah dirasakan 640 keluarga yang berada di titik bahaya Merapi. Sisanya, sebanyak 750 keluarga tidak bersedia direlokasi. "Karena tidak mau, karena mereka merasa memang aman," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan bahwa untuk penggantian sapi korban Merapi, pemerintah menempatkan sejumlah dana di rekening para korban dan dapat diambil jika memenuhi persyaratan.
"Uangnya sudah ada di rekening, mereka cuma tinggal mencairkan. Tapi, mekanismenya harus sudah ada sapi yang mau dibeli. Supaya diganti sapi lagi, kalau uang nanti tidak diganti sapi," ujarnya.
Saat ini, dia menambahkan, sebagian besar peternak dan petani sapi sudah mencairkan dana ganti rugi yang terdapat di rekening bank. "Di bawah 10 persen yang belum mencairkan, artinya kecil sekali, rata-rata sudah terselesaikan," tuturnya.
Total dana yang telah disiapkan pemerintah untuk penggantian ini adalah Rp100 miliar. Namun, hingga saat ini, baru terpakai Rp30 hingga Rp35 miliar. Sebab, ditengarai hanya sedikit sapi yang mati saat terjadi bencana tersebut.
"Jadi, kecil sekali, karena hanya sekitar 3.000 ekor sapi yang mati. Kemudian, ada yang kami bantu untuk pakan ternak juga, yakni sekitar Rp35 miliar," katanya. (art)