Cara Asia Tenggara Jadi Lumbung Energi
VIVAnews - Asia Tenggara bisa menjadi lumbung energi dunia bila mampu mengembangkan bahan bakar bioetanol dari alga atau ganggang. Bahan bakar ramah lingkungan ini terbukti lebih baik bila dibandingkan dengan bioetanol dari singkong, ubi, maupun jagung.
"Alga tumbuh besar di Asia," kata Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan di sela World Economic Forum (WEF) on East Asia 2011, di Hotel Shangri La, Jakarta, Senin, 13 Juni 2011.
Asia Tenggara, khususnya Malaysia, Indonesia, dan Thailand, mengembangkan ganggang, menurut Karen, karena wilayah ini ditumbuhi banyak ganggang. Sayangnya, pengembangan ini butuh investasi besar.
Sebenarnya, dia mengatakan, saat ini sejumlah negara Asia Tenggara tengah menyusun skema energi alternatif, salah satunya menggunakan energi terbarukan. Menurut Karen, dalam diskusi ini semua sudah sepakat bahwa tidak ada negara yang mampu mencukupi kebutuhan energi sendiri.
Permasalahan utama bahan bakar alternatif, menurut Karen, harganya masih tinggi. Selisihnya sangat jauh bila dibandingkan dengan harga bahan bakar minyak. Apalagi bila dibandingkan dengan BBM Indonesia yang harganya masih disubsidi.
Karen menandaskan, bila energi alternatif bisa kempetitif dengan BBM, perusahaan-perusahaan besar baru akan mengembangkan energi ini. Karena itu, perlu insentif pengembangan dari pemerintah.