BI: Penguatan Rupiah Tak Kurangi Daya Saing
VIVAnews - Bank Indonesia mengimbau pelaku pasar dan masyarakat untuk tidak khawatir terhadap penguatan nilai tukar rupiah yang menembus Rp8.500 per dolar AS. Sebab, penguatan kurs tidak hanya terjadi di Indonesia melainkan juga di beberapa negara lain.
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hartadi Agus Sarwono, pergerakan nilai tukar rupiah hingga saat ini masih dalam kisaran perkiraan BI.
"Ini bermanfaat untuk menurunkan imported inflation tanpa mengganggu sumber pertumbuhan ekonomi, khususnya ekspor," kata Hartadi di Jakarta, Jumat, 10 Juni 2011.
Dia menambahkan, fenomena menguatnya nilai tukar rupiah turut disumbang oleh faktor melemahnya nilai tukar dolar AS terhadap seluruh mata uang di dunia. "Sehingga kita tidak perlu khawatir yang berlebihan terhadap berkurangnya daya saing," ucapnya.
Nilai tukar rupiah sempat mencapai nilai terkuatnya selama tujuh tahun terakhir. Rupiah menembus level Rp8.500 per dolar AS pada awal pekan ini.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah per 9 Juni 2011 tercatat mencapai Rp8.523 per dolar AS, atau melemah dibanding awal pekan ini di kisaran Rp8.506 per dolar AS.
Hartadi juga menjelaskan, penurunan surplus current account atau neraca pembayaran yang terjadi belakangan ini, lebih banyak disebabkan oleh meningkatnya impor bahan bakar akibat tingginya konsumsi di dalam negeri. (sj)