BI: Bursa Anjlok Karena Spekulasi Pasar

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 05 Agustus 2011

BI: Bursa Anjlok Karena Spekulasi Pasar

VIVAnews - Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan jatuhnya indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini karena adanya spekulasi dan isu terbaru ekonomi Amerika yang akan mengalami risiko resesi. Namun, kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan karena ekonomi Indonesia masih baik.

"Ini semua masih spekulasi. Kita lihat, kalau sekadar spekulasi, dua tiga hari balik lagi," ujar Darmin usai rapat terbatas bidang ekonomi di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat, 5 Agustus 2011.

Darmin mengatakan, situasi saat ini tidak perlu dikhawatirkan, karena bukan berasal dari dalam negeri. Pemerintah dan BI akan mencermati kondisi ini. "Ini betul-betul dari luar negeri," tegas Darmin.

Bank Indonesia, lanjut dia, akan berada di garda depan yang berhadapan terhadap fluktuasi ini. Ia mencontohkan harga saham di Amerika anjlok sekitar 4,5 persen. Hal ini membuat Eropa dan Jepang mengintervensi mata uang.

Sementara itu, di Indonesia, yang paling terkoreksi adalah harga saham. Surat utang negara (SUN) belum terpengaruh. BI melakukan intervensi agar rupiah tidak terlalu melemah atau kuat.

Sementara itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memastikan kondisi perekonomian masih tetap baik, meski terjadi krisis ekonomi di Eropa. Hal itu tercermin dari laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi, ekspor impor, pertumbuhan ekonomi, dan juga laporan Badan Pusat Statistik.

"Kami simpulkan perekonomian Indonesia dalam keadaan baik," ujarnya.

Meski demikian, pemerintah tetap mencermati situasi global. Ia menambahkan, pemerintah dan BI juga telah memiliki sejumlah kebijakan dalam merespons perkembangan global yang dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.

Pemerintah juga telah memiliki dana cadangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) jika terjadi sesuatu. Selain itu, Indonesia memiliki cadangan devisa mencapai US$122 miliar.

"Ini didukung dana cukup di APBN maupun dana lain, termasuk policy respons disiapkan. Pemerintah dan BI sudah memiliki crisis management protocol," tambahnya.

Seperti diketahui, hari ini bursa di dunia berjatuhan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia anjlok 200,44 poin atau 4,86 persen di level 3.921,64.

Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp9,93 triliun dan volume tercatat 20,59 juta lot, dengan frekuensi 212.246 kali. Sebanyak 9 saham menguat, 321 melemah, 15 stagnan, serta 181 saham tidak terjadi transaksi.

Mata uang rupiah ikut terhempas dan kembali menduduki level psikologis di posisi Rp8.500 per dolar AS. Data kurs tengah Bank Indonesia menunjukkan rupiah ditutup melemah ke level Rp8.538 per dolar AS atau turun 55 poin dari perdagangan sehari sebelumnya di posisi Rp8.483 per dolar AS. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts