Jawa Sumbang Separuh PDB Nasional
VIVAnews - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan struktur perekonomian Indonesia selama kuartal II 2011 masih didominasi oleh wilayah Pulau Jawa. Meski menurun dari triwulan I 2011, namun pulau Jawa masih memegang peringkat teratas.
"Jawa pada kuartal II menyumbang sebesar 57,7 persen, sedikit turun dibanding kuartal I sebesar 57,9 persen," ujar Kepala BPS, Rusman Heriawan, saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat 5 Agustus 2011.
Selain Jawa, BPS mencatat kontribusi Pulau Sumatera pada struktur perekonomian nasional juga masih sangat tinggi. Sumatera yang berada di urutan kedua menyumbang sebesar 23,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional yang mencapai Rp1.811 triliun selama kuartal I-2011. Angka ini sama dengan posisi kuartal I 2011.
"Serta pulau Kalimantan sebesar 9,5 persen dari triwulan sebelumnya 9,3 persen," imbuhnya.
Berdasarkan data BPS, provinsi-provinsi di Pulau Jawa yang memberikan sumbangan terbesar pada PDB adalah DKI Jakarta sebesar 16,2 persen, Jawa Timur sebesar 14,8 persen, Jawa Barat sebesar 14,3 persen dan Jawa Tengah sebesar 8,4 persen.
Di tempat terpisah, Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, mengaku bahwa pembangunan di Indonesia belum merata. Hal itu didorong kecenderungan investor yang lebih memilih berinvestasi di Pulau Jawa, karena secara infrastruktur lebih baik.
"Kalau kita tidak perbaiki infrastruktur dan sumber daya manusia di luar Pulau Jawa, semua investor maunya di Jawa, karena infrastruktur lebih baik. Market-nya besar, serta kelas menengahnya banyak dan relatif lebih dekat ke sumber-sumber keuangan," ujar Hatta.
Untuk itu, menurut dia, pemerintah sedang berupaya membangun pusat- pusat pertumbuhan di daerah melalui program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang saat ini sedang dilakukan.
Selain itu, Hatta mengatakan bahwa saat ini pembangunan Indonesia lebih terpusat di luar Pulau Jawa. "Kalau kita lihat anggaran APBN yang disiapkan Rp755 triliun, yang dibelanjakan sampai 2014, hanya 24 persen di Jawa, selebihnya di luar Jawa," ujarnya.