Saham Garuda Indonesia Terpangkas
VIVAnews - Saham PT Garuda Indonesia Tbk kembali bercokol di area negatif pada perdagangan pagi ini. Pelemahan harga yang terjadi pada transaksi kemarin, Rabu 27 Juli 2011, kembali terulang saat pembukaan perdagangan saham hari ini, Kamis 28 Juli 2011 di Bursa Efek Indonesia.
Saham dengan kode perdagangan GIAA itu dibuka turun Rp10 atau 1,96 persen ke level Rp500. Sementara itu, pada penutupan transaksi kemarin, saham Garuda melemah Rp10 (1,92 persen) menjadi Rp510.
Namun, menurut Robin Setiawan, analis PT Valbury Asia Securities, terkoreksinya harga saham maskapai penerbangan nasional itu bukan dipicu aksi mogok yang dilakukan Asosiasi Pilot Garuda (APG) hari ini mulai pukul 00.00 WIB hingga 23.59 WIB.
"Ancaman itu tidak menjadi pemicu utama melemahnya harga saham. Penurunan harga terbawa laju IHSG (indeks harga saham gabungan) yang sedang terkoreksi tajam pagi ini," tuturnya saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta.
Teuku Hendry Andrean, research analyst PT Woori Korindo Securities Indonesia sependapat. Menurut dia, penurunan harga GIAA dalam dua hari terakhir wajar setelah harga saham menguat pada transaksi Selasa 26 Juli 2011.
"Jadi, turunnya harga saham tidak terpengaruh adanya aksi mogok para pilot," ujarnya.
Apalagi, kata dia, manajemen Garuda Indonesia sudah menjamin tidak akan ada gangguan dalam jadwal penerbangan maskapai nasional tersebut, meski ada ancaman para pilot tidak mau menerbangkan pesawat. "Kecuali, aksi mogok itu tidak segera diantisipasi manajemen, sehingga merugikan penumpang dan mengganggu jadwal penerbangan," tutur Hendry.
Garuda Indonesia mencatatkan sahamnya di papan utama Bursa Efek Indonesia pada 11 Februari 2011. Maskapai pelat merah itu mencatatkan sebanyak 22,6 miliar saham dengan harga penawaran Rp750 per unit.
Dalam masa penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), Garuda menawarkan 6,33 miliar saham atau sebesar 27,98 persen dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum.
Porsi Garuda 4,4 miliar saham, sedangkan PT Bank Mandiri Tbk yang memiliki saham di Garuda sebanyak 1,93 miliar unit. Dari pelepasan saham Garuda tersebut, total dana yang diraup sekitar Rp4,75 triliun.
Saat ini, Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan lokal terbesar di Tanah Air. Garuda memiliki 19 rute penerbangan internasional meliputi Asia, Korea, Jepang, Australia, Timur Tengah, dan Belanda.
Sementara itu, untuk penerbangan lokal, Garuda tercatat memiliki 31 rute mulai dari Nanggroe Aceh Darussalam hingga Papua. (art)