Pasokan Sembako Aman, Kacang Tanah Defisit
VIVAnews - Pemerintah memastikan pasokan bahan pangan pokok untuk memenuhi kebutuhan puasa dan Lebaran relatif aman. Hanya kacang tanah yang kekurangan pasokan.
"Semua pasokan bahan pangan pokok aman, surplus bahkan, kecuali kacang tanah," kata Menteri Pertanian, Suswono, usai rapat Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian di kantornya, Jakarta, Jumat 22 Juli 2011.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, kata Mentan, menjelang bulan puasa dan Lebaran, permintaan pangan masyarakat untuk komoditas tertentu cenderung meningkat. Menurutnya, kondisi demikian jika tidak dikendalikan dan dikelola dengan baik dapat berpotensi mendorong peningkatan harga-harga bahan pangan di luar batas kewajaran. Untuk itu pemerintah akan mengantisipasi terutama yang diakibatkan oleh gangguan ketersediaan dan distribusi bahan pangan.
Beberapa komoditas pangan yang menjadi perhatian utama adalah beras, kacang tanah, cabe merah, bawang merah, minyak goreng, gula pasir, daging sapi, daging ayam, dan telur ayam. Dia berpendapat harga komoditas tersebut sering bergejolak seiring dengan meningkatnya permintaan masyarakat.
"Ketersediaan beras aman, penurunan produksi pada periode Oktober-Desember 2011 akan dapat dipenuhi dari stok produksi bulan sebelumnya," kata Mentan.
Berdasarkan data yang dimiliki Kementrian Pertanian, prognosa nasional ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok tahun 2011 menunjukkan hanya kacang tanah yang mengalami kekurangan stok. Sementara bahan pokok lainnya mengalami surplus.
Untuk komoditi beras, total produksi bersih 38,2 juta ton beras sementara kebutuhan mencapai 33,5 juta ton, sehingga surplus 4,7 juta ton. Jika ditambah stok awal, menjadi 5,4 juta ton. Itu belum termasuk sisa impor tahun 2010 yang direalisasikan bulan Januari-Maret 2011 sebesar 1,39 juta ton.
Stok gula pada awal tahun 2011 adalah 876 ribu ton. Sementara produksi bersih mencapai 3,06 juta ton dan kebutuhan masyarakat mencapai 2,7 juta ton sehingga surplus mencapai 1,38 juta ton dengan tambahan impor sebanyak 147 juta ton.
Untuk minyak goreng, stok awal 826 ribu ton dengan tambahan produksi bersih sebanyak 16,6 juta ton. Kebutuhan masyarakat sendiri 5,4 juta ton sehingga terjadi surplus sebesar 387 ribu ton. Itu setelah dikurangi CPO yang diekspor sebanyak 11,7 juta ton.
Untuk produksi bersih cabe merah sebanyak 1,49 juta ton dengan total kebutuhan 1,46 juta ton sehingga hanya surplus sekitar 2 ribu ton. Sementara produksi bawang merah sebanyak 835 ribu ton dengan kebutuhan mencapai 627 ribu ton, sehingga surplus sebanyak 208 ribu ton. Produksi bersih daging sapi tidak mengalami surplus karena stok 424 ribu ton memenuhi kebutuhan dengan jumlah sama.
"Untuk sensus daging sapi masih dilakukan hingga sekarang, nanti awal Agustus akan dirilis hasil sensus ternak itu," kata Mentan.
Sementara itu, untuk produksi daging unggas mencapai 1,17 juta ton dengan total kebutuhan mencapai 1,16 juta ton sehingga terjadi surplus 7 ribu ton setelah dikurangi ekspor sebanyak 1.000 ton. Untuk produksi telur unggas mencapai 1,31 juta ton dengan total kebutuhan mencapai 1,27 juta ton sehingga surplus mencapai 30 ribu ton setelah dikurangi ekspor sebanyak 3 ribu ton.
Berbeda dengan pangan pokok lainnya, produksi kacang tanah hanya 699 ribu ton sementara total kebutuhan mencapai 793 ribu ton sehingga defisit mencapai 52 ribu ton, padahal sudah ditambah dengan impor sebanyak 42 ribu ton.