Krisis Global Untungkan Bursa Indonesia
VIVAnews - Pejabat sementara Chief Country Officer Citibank Indonesia, Tigor Siahaan, mengatakan, tahun 2011 merupakan tahun yang baik untuk pasar modal Indonesia. Kondisi itu terlihat dengan penembusan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang menembus level 4000, dan berbalik arah dengan situasi bursa global.
“Kondisi di Amerika tak menentu. Di sana masih ada perdebatan antara pemerintah dan Kongres soal anggaran efisiensi dan utang," kata Tigor di Jakarta, Selasa 19 Juli 2011.
Sementara itu, kondisi Eropa juga tidak kondusif, seperti krisis Yunani. Kondisi ini justru memberi peluang yang baik bagi indonesia untuk mengembangkan investasi.
“Ini kondisi yang baik bagi negara kita, karena makin banyak fund manager yang tertarik untuk menjadikan Indonesia sebagai tempat berinvestasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam-LK, Noor Rachman, mengatakan, IHSG naik 8,11 persen dari akhir Desember 2010 hingga Juli 2011.
Capaian indeks bursa Indonesia itu tertinggi jika dibandingkan negara regional seperti Malaysia yang tumbuh 4,99 persen, Korea 6,31 persen, Shanghai -0,37 persen, Tokyo -0,89 persen, dan Shenzen -6,92 persen.
Dari emisi saham hingga Juli, dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang diraih Rp11,23 triliun dari 13 emiten. Untuk rights issue Rp24,3 triliun dari 12 emiten.
“Meskipun angka menunjukkan ke arah yang positif, tapi kami harus benahi dan tetap mengulas kembali peraturan yang ada untuk menyempurnakan insfrastruktur yang ada,” tambahnya. (art)