Garuda Kantongi Pinjaman US$55 Juta
VIVAnews - Meski tengah diterpa masalah pemogokan kerja sejumlah pilot, PT Garuda Indonesia Tbk (GIA) meraih pinjaman dari enam lembaga keuangan asing dan domestik yang tergabung dalam Club Bill. Club ini mengucurkan pinjaman sebesar US$55 juta, atau setara Rp495 miliar.
Keenam lembaga anggota sindikasi pinjaman Garuda itu adalah Citigroups, UBS, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank International Indonesia Tbk, PT Bank Permata Tbk, dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). Bertindak sebagai mandated lead arrangers dari sindikasi pinjaman adalah Citibank dan UBS Securities Indonesia.
"Kita langsung kasih US$55 juta, tidak bertahap. Ini bukan fasilitas pinjaman. Jadi mereka sudah program US$55 juta untuk pengembangan usaha," kata Executive Director Investment Banking Departmen UBS, Agung Prabowo usai kerjasama PT Garuda dengan "Club Loan" di Hotel Hyatt, Jakarta, Jumat, 29 Juli 2011.
Agung menjelaskan, Garuda awalnya mengajukan pinjaman sebesar US$120 juta lalu turun kembali menjadi US$80 juta. Pada perkembangannya, Garuda akhirnya memutuskan mengajukan pinjaman sebesar US$55 juta dengan tenor dua tahun.
Pada pinjaman kali ini, setiap kreditur memperoleh jaminan yang berbeda-beda dari perusahaan. Besar dan jenis jaminan tergantung dari kebijakan dari masing-masing pemberi pinjaman tersebut.
Rencananya, Garuda akan menggunakan dana pinjaman tersebut untuk membiayai rencana ekspansi bisnis perusahaan. Pengembangan bisnis tersebut merupakan bagian dari program Quantum Leap yang telah dipersiapkan perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Emirsyah Satar mengatakan pinjaman yang diterima perusahaan itu diharapkan bisa mendukung program pengembangan bisnis perusahaan. "Quantum Leap ini merupakan bagian dari ekspansi bisnis kami" ujar dia.
Dalam program Quantum Leap, Garuda Indonesia menargetkan penambahan jumlah pesawat dari 67 menjadi 116 unit. Sementara Frekuensi penerbangan naik dari 1.700 menjadi 3.000 kali per minggu.
Untuk penumpang, Garuda membidik tambahan pengguna maskapai Garuda dari 10,3 juta menjadi 27,6 juta per tahun. Sementara pendapatan naik menjadi Rp 57,6 triliun dan rencana peningkatan laba bersih menjadi Rp 3,757 triliun. Seluruh target-target tersebut diharapkan tercapai pada tahun 2014.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan Garuda, pendapatan usaha konsolidasi perseroan periode Januari-Juni 2011 melesat hingga 44,6 persen menjadi Rp11,21 triliun dibanding periode sama 2010 dengan torehan Rp7,76 triliun.
Meski pendapatan usaha melesat, tapi emiten maskapai nasional pelat merah itu justru menderita rugi usaha sebesar Rp340,77 miliar, walau rugi itu turun dari rugi usaha tahun lalu yang mencapai Rp463,46 miliar.
Kerugian usaha dipicu nilai beban usaha yang lebih besar dari pendapatan perseroan. Beban usaha perseroan tercatat sebesar Rp11,55 triliun. Selain itu, pada semester I-2011 perseroan hanya meraih penghasilan lain-lain bersih Rp63,42 miliar. Padahal, periode yang sama 2010 terbukukan Rp397,13 miliar. (umi)