Pertamina Minta Ganti Rugi Penjualan Elpiji
VIVAnews - PT Pertamina meminta pemerintah mengganti kerugian dari penjualan gas elpiji non subsidi ukuran 12 kilogram (kg) dan 50 kg.
"Untuk elpiji non subsidi, kalau tidak boleh naik, semestinya kerugian yang dialami Pertamina, ya diganti oleh pemerintah. Begitu saja," kata Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 23 Juni 2011.
Karen mengatakan, Pertamina dipastikan tidak akan bisa bersaing dengan perusahaan minyak lain seperti Petronas jika terus-menerus menanggung kerugian dari penjualan elpiji non subsidi dengan harga lebih murah.
"Apakah mau, orang yang mampu terus disubsidi Pertamina dengan membeli elpiji 3 kg, lalu Pertamina nanti nggak bisa tumbuh seperti Petronas? Itu saja," kata Karen.
Dia menegaskan, Pertamina hanya berharap orang-orang yang mampu membeli elpiji non subsidi untuk tidak beralih menggunakan elpiji ukuran 3 Kg yang masih disubsidi pemerintah.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun, menegaskan bahwa Pertamina bukan perusahaan yang dirancang untuk merugi tiap tahunnya.
"Kami tidak ingin mengambil untung, sebatas itu saja. Kan tadi sudah disampaikan, kami berharap ada dana yang bisa diserap ke Pertamina atas penjualan elpiji 3 kg yang memberikan penghematan subsidi cukup signifikan," kata Harun.
Dia menambahkan, Pertamina selama ini berusaha untuk tidak mengambil untung atas penjualan elpiji 12 kg dan 50 kg. Namun, hal itu terjadi jika dana penghematan penjualan elpiji 3 kg bisa dialokasikan untuk menutupi kerugian penjualan elpiji non subsidi tersebut.
"Kan tadi diperkirakan bisa ada penghematan sebesar Rp13 triliun dari penjualan elpiji 3 kg --program konversi mitan-elpiji 3 kg. Semoga saja penghematan itu bisa diserap untuk menutupi kerugian Pertamina menjual elpiji non-public service obligation (PSO). Kami hanya sebatas itu, supaya ditutupi kerugiannya," kata Harun.
Sejauh ini, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menunjukkan sinyal persetujuan atas kenaikan harga elpiji non-subsidi yang diinginkan Pertamina.
Setiap tahunnya, Pertamina selalu merugi hingga Rp2-3 triliun. Pertamina berharap supaya ada kebijakan guna mengatasi kerugian itu. (art)