Mustafa: PLN Jangan Impor Gas

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Selasa, 07 Juni 2011

Mustafa: PLN Jangan Impor Gas

VIVAnews - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyarankan agar PT Perusahaan Listrik Nasional atau PLN tak mengimpor gas.  "Sebisa mungkin jangan impor. Tapi ada semacam renegosiasi jangka waktu yang habis kontrak jualnya," kata Mustafa saat ditemui di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin malam. Salah satunya, renegosiasi kontrak jual gas alam cair atau LNG dari Blok Tangguh. 

Mustafa menambahkan, PLN harus lebih memprioritaskan produk dalam negeri. "Apalagi, kalau kita ada rencana tidak menaikkan TDL (tarif dasar listrik), itu jawaban satu-satunya menyediakan gas," ujarnya.

Dengan menyediakan gas untuk mengurangi pemakaian bahan bakar minyak untuk pembangkit listrik, kata Mustafa, anggaran operasional dan biaya pokok produksi listrik dari PLN bisa turun drastis. 

Sementara itu, untuk pasokan gas, Mustafa menambahkan, sudah mulai ada seperti di Medan. Kalau pun jauh dari cukup, kata dia, tak menutup kemungkinan didatangkan dari luar seperti dari Qatar dan Kuwait. "Tak tertutup kemungkinan. Tak ada yang melarang. Itu B to B (business to business). Kalau dari luar masih murah dari beli BBM," ujar Mustafa. 

Namun, dia mengatakan, kalau bisa Indonesia sebagai eksportir gas. "Jadi, utamakan dalam negeri," tambah Mustafa.

Sementara itu, terkait usulan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan subsidi listrik Rp18 triliun dalam Rancangan APBN 2012, Mustafa mengatakan masih ada perbedaan angka. "Kalau TDL tidak naik, margin usaha masih segitu, memang ada kekurangan. Salah satu pihak harus melakukan efisiensi," ujarnya.

Efisiensi biaya operasional PLN, kata Mustafa, antara lain dilakukan dengan menekan susut jaringan dan biaya pokok produksi listrik. "Memang PLN berupaya maksimal, tapi itu ada batasnya. Kalau tak ada toleransi batasnya, yang ditempuh adalah menggunakan BBM untuk ke gas. Satu-satunya jawaban adalah gas," tuturnya. 

Alternatif lain, dia melanjutkan, adalah menggunakan batu bara yang sedang tinggi harganya untuk menjalankan pembangkit listrik. "Tapi itu kan ada langkah-langkahnya. Kalau gas kan tidak, bisa langsung digunakan," kata Mustafa.

Kerja di rumah

Popular Posts