Moratorium, Jumlah TKI Turun?
|
14.00 |
VIVAnews- Pemerintah akhirnya memutuskan moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi. Pengiriman TKI akan dihentikan mulai 1 Agustus 2011 sampai Arab Saudi menandatangani kesepakatan perlindungan TKI.
Sebelum dengan Arab Saudi, moratorium penempatan TKI juga pernah dilakukan dengan Malaysia, Kuwait, dan Yordania yang saat ini masih berlaku. Dengan kewajiban ini Kuwait dan Yordania mengarah pada penghentian tetap penerimaan TKI.
Berdasarkan data Bank Indonesia, total penempatan TKI baru mencapai 168 ribu orang per April 2011 atau turun 8,72 persen dibanding April 2010 sebesar 184 ribu orang. Dengan perkembangan itu, jumlah keseluruhan stok TKI April 2011 mencapai 4,14 juta orang atau turun 4,89 persen. "Penurunan itu masih disebabkan kebijakan moratorium penempatan TKI ke Malaysia, Kuwait, dan Yordania masih berlaku" ujar Kepala Biro Humas Difi A Johansyah kepada VIVAnews.
Angka penempatan TKI di Malaysia dalam 3 tahun terakhir menunjukkan penurunan signifikan dari 255.654 orang pada 2008, menjadi 125.971 pada 2009, dan pada 2010 sebesar 115.624 orang. "Penurunan masih akan dialami tahun 2011 ini, terlihat dari angka hingga April 2011 sebesar 33.485 orang" katanya.
Pada 2010, dari 5 negara di kawasan Asia Pasifik, hanya Singapura yang menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk 2011 Taiwan adalah negara yang menunjukkan pertumbuhan dalam penempatan TKI. Pada April 2010 hanya sebesar 18.572 orang, naik 24,56 persen menjadi 23.133 orang.
Uniknya, penempatan TKI di Eropa dan Amerika menunjukkan perkembangan sangat signifikan. Kenaikan sebesar 646 persen dari 114 orang posisi April 2010 menjadi 850 orang pada posisi April 2011 di Eropa. Sementara itu, posisi April 2010 yang hanya sebesar 4 orang, meningkat menjadi 2.390 orang pada April 2011. Peningkatan penempatan TKI dimaksud untuk memenuhi sektor konstruksi, perhotelan, kesehatan dan industri di Eropa dan Amerika.
Soal apakah kebijakan pemerintah yang baru akan mengurangi jumlah TKI, Difi enggan menjelaskan. Alasannya, BI hanya mengumpulkan data sehingga tidak bisa membuat prediksi. "Kita hanya mengumpulkan data, jadi tidak bisa memperkirakan berapa penurunannya", ujarnya.
