Menperin Setuju Pembatasan Truk Permanen
VIVAnews - Menteri Perindustrian MS Hidayat setuju jika uji coba pembatasan truk dilakukan permanen, sambil terus mengembangkan infrastruktur. Selain itu, diusulkan dibuat jalur rel kereta api dari Banten menuju Jawa Timur.
"Iya, saya harus berbicara dengan perspektif perindustriannya," kata Hidayat di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin 6 Juni 2011.
Hidayat mengatakan, masalah bahan bakar minyak, angkutan, logistik, dan uji coba pembatasan truk hingga 10 Juni merupakan isu besar yang harus diselesaikan kementerian. "Harus diputuskan dan segera dibenahi," tuturnya.
Dia menuturkan, Kementerian Perindustrian berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Perhubungan mengenai masalah logistik. Sebab saat ini, kapasitas truk yang melalui jalan raya setiap bulan terus bertambah.
Dengan adanya peningkatan jumlah truk, menurut Hidayat, di satu sisi mengindikasikan transaksi ekonomi tumbuh. Namun, di sisi lain terjadi stagnasi dari traffic, sehingga tidak dapat diputuskan secara sepihak. "Yang bisa dilakukan ialah win-win solution," ujarnya.
Hidayat menambahkan, cara win-win solution yang dapat dikembangkan antara lain dengan menerapkan uji coba pembatasan truk. Sementara itu, langkah maksimal yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan strategi baru yaitu pengembangan infrastruktur.
"Karena sebetulnya, banyak jalan tol yang digunakan untuk kepentingan ekonomi nasional, logistik, dan angkutan barang," ujarnya.
Solusi lain, Menperin mengusulkan untuk dapat mengintensifkan jalur rel kereta api dari Banten menuju Jawa Timur. "Jadi, nantinya ada investasi di bidang railway, sehingga tidak terbebani seluruhnya pada angkutan darat," kata dia.
Hidayat melanjutkan, dalam waktu dekat yang dapat dilakukan adalah meneruskan uji coba dan diperpanjang waktunya sambil mempercepat pembukaan jalur-jalur yang belum efektif.
"Masalah lain mengenai RUU pembebasan lahan yang harus segera diselesaikan, sehingga dalam waktu dua tahun ini pengembangan jalan tol dan jalan negara bisa direalisasikan," ujarnya. (art)