BI Ragukan Target Ekonomi Pemerintah

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 02 Juni 2011

BI Ragukan Target Ekonomi Pemerintah

Gubernur BI Darmin Nasution (VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis)

VIVAnews - Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah pada 2012 sebesar 6,5-6,9 persen sulit tercapai. Alasannya, kemampuan suplai ekonomi sudah terpakai maksimal.

"Itu bukan berarti BI pesimis dari pemerintah, namun berbeda cara melihatnya," ujar Gubernur BI Darmin Nasution saat rapat kerja dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta, Rabu, 1 Juni 2011.

Ia menjelaskan, suplai ekonomi yang terpakai maksimal membuat peningkatan investasi di luar infrastruktur sulit menaikkan pertumbuhan. Kenaikan pertumbuhan hanya bisa didorong dari investasi infrastruktur, kemudian ditambah faktor lain.

"Itu yang menjadi perbedaannya. BI melihat kapasitas sudah terpakai penuh, maka tidak mudah menaikkan pertumbuhan dengan apa yang ada," ujarnya.

Meski enggan menyebutkan prediksi pertumbuhan ekonomi versi BI, Darmin menilai target pemerintah termasuk tinggi. "Sementara ini kami melihat range pertumbuhan yang disampaikan pemerintah sebesar 6,5-6,9 masih agak ketinggian. Kami cenderung ada di bawah itu," tambahnya.

BI mengingatkan, jika tidak ada perkembangan infrastruktur yang berarti, pertumbuhan ekonomi tinggi dirasa sulit. Kenaikan bisa terjadi, namun dengan skala kecil. Jika dipaksa naik, inflasi akan naik lebih cepat.

Namun, Darmin menegaskan infrastruktur tidak dapat dikerjakan dalam sekejap. "Tetapi yang namanya infrastruktur itu tidak dapat disulap dalam waktu satu tahun. Perlu waktu banyak untuk membenahinya," kata Darmin.

Ketika ditanya apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonominya, menurut Darmin, harus ada langkah terobosan di pertengahan tahun ini. Pemerintah bisa memperbaiki infrastruktur strategis seperti memperlancar angkutan ke Tanjung Priok dan Tanjung Perak. "Itu masih bisa dilakukan," tuturnya.

Indonesia diperkirakan mendapat investment grade dari lembaga peringkat dunia, sehingga akan meningkatkan minat investor. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts