ADB: Energi Alternatif Perlu Upaya Radikal

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Sabtu, 25 Juni 2011

ADB: Energi Alternatif Perlu Upaya Radikal

VIVAnews - Bank Pembangunan Asia (ADB) menegaskan pemerintahan di negara-negara Asia harus mengambil langkah radikal dalam hal efisiensi energi dan pengembangan energi terbarukan. Langkah itu diperlukan guna menghadapi krisis energi dunia.

Hal tersebut disampaikan Presiden ADB Haruhiko Kuroda dalam siaran pers yang diterima VIVAnews.com, Rabu, 22 Juni 20011.

"Negara-negara Asia memiliki banyak hal yang harus dikurangi dalam upaya perubahan iklim dibandingkan negara lain. Menang kalahnya peperangan perubahan iklim ditentukan oleh kawasan ini (Asia)," kata dia.

Catatan ADB menunjukkan, pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya populasi di Asia memicu permintaan energi yang sangat cepat di wilayah Asia. Diperkirakan permintaan energi di kawasan ini akan meningkat dua kali lipat pada 2030.

Jika upaya pencegahan tidak diambil, persoalan ketahanan energi akan mengancam upaya negara-negara Asia memerangi kemiskinan.

Peningkatan penggunaan energi fosil juga diperkirakan meningkatkan ancaman terhadap perubahan iklim, yang pada akhirnya berdampak pada jutaan warga miskin Asia karena munculnya bencana alam serta berkurangnya pasokan air dan makanan.

Melihat kondisi tersebut, ADB mengingatkan perlunya segera dibuat model bisnis baru dan kebijakan yang mengarah pada pembangunan ramah lingkungan.

Pada 2010, ADB telah menginvestasikan dana sebesar US$1,76 miliar dalam program energi bersih dan ditargetkan menjadi US$2 miliar per tahun hingga 2013. Inisiatif Energi Surya Asia (ADB’s Asia Solar Energy Initiative) telah diluncurkan pada 2010 dan mampu memproduksi energi sebesar 3.000 megawatt pada 2013.

Selain itu, ADB telah mengumumkan rencananya membiayai tiga perusahaan pembiayaan senilai US$60 juta yang akan mengawali proses produksi peralatan teknologi ramah lingkungan. Dana awal ini diharapkan bisa merangsang dunia usaha, sehingga proyek ini bisa memperoleh pendanaan hingga US$400 juta. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts