Osama Tewas, Bagaimana Al-Qaeda Cari Dana?

VIVAnews - Dukungan keuangan Osama bin Laden selama ini masih menjadi salah satu aset bagi Al-Qaeda. Osama merupakan salah satu anggota keluarga terkaya Arab Saudi yang memulai terorisme dengan menjadi penyokong dana untuk sebuah aksi yang disebutnya sebagai perang suci.
Kematian Osama hampir sepekan lalu seperti akan menjadi keuntungan bagi penggalangan dana jangka pendek untuk kelompok teror yang secara tradisional memang bergantung pada sumbangan. Bahkan, kondisi itu diperkirakan meningkatkan upaya Al-Qaeda dalam penggalangan dana dalam beberapa pekan mendatang.
Namun, dalam jangka panjang, ketidakhadiran Osama akan menyulitkan Al-Qaeda untuk membiayai kegiatan operasional mereka.
"Biasanya para penyumbang dana ini akan menyerahkan dananya ke lingkaran inti Al-Qaeda dan lingkaran ini akan menggunakan dana itu. Tapi, mengapa mereka melakukan ini sekarang?" tanya Matthew Levitt, yang bekerja di Departemen Keuangan AS bidang terorisme dan unit intelijen keuangan serta sekarang seorang rekan senior di Institute of Washington seperti dikutip VIVAnews.com dari laman Forbes, Rabu, 4 Mei 2011.
Levitt memperkirakan, saat ini para penyumbang dana ini hanya bisa berhubungan dengan pihak yang lokasinya mungkin tidak jauh dari mereka. "Penyumbang dana ini tidak perlu langsung ke lingkaran dalam Al-Qaeda," katanya.
Al-Qaeda selama ini sebetulnya berada dalam kondisi keuangan yang buruk. Jaringan teroris ini juga tengah berjuang untuk mempertahankan posisinya di dunia Arab di tengah-tengah aksi demonstrasi serta penggulingan kekuasaan sejumlah diktator oleh penduduk yang marah.
Di tengah kondisi tersebut, Al-Qaeda masih membutuhkan sumber keuangan tidak hanya untuk membiayai aksi penyerangan, namun sejumlah kebutuhan lain seperti biaya operasi, menyuap pejabat, perjalanan, serta membiayai kebutuhan tempat perlindungan seharga US$1 juta bagi pemimpinnya di kawasan Pakistan.
Saat ini, jaringan teroris Al-Qaeda telah mengubah model bisnisnya setelah pemerintah Amerika Serikat dan sekutunya menyetop upaya pihak luar untuk menyuntikkan dana bagi Al-Qaeda melalui sistem keuangan. Selain itu, pasukan sekutu juga telah membunuh sejumlah sumber dana Al-Qaeda seperti Mustafa Al Yazid serta Abdul Gani.
Al-Qaeda kini hanya bisa menggunakan sistem keuangan yang tersentralisasi dengan bergantung pada sejumlah afiliasinya di seluruh dunia untuk mengumpulkan dana sendiri, melakukan operasinya sendiri, bahkan mengembalikan uang ke markas Al-Qaeda.
'Waralaba' Al-Qaeda seperti terdapat di Yaman dan Afrika bagian utara, yang kini mengorganisasi kejahatan seperti penculikan, kini telah berjalan sendiri-sendiri. Jaringan dan mitra operasi Al-Qaeda ini beroperasi di negara yang stabilitasnya tidak menentu, yang sebelumnya menjadi lokasi untuk merekrut anggota baru serta pendanaan.
Mungkin jejaring Al-Qaeda inilah yang selama ini menjadi pengumpul dana terbesar dibandingkan pimpinannya yang harus bersembunyi di Pakistan.
Beberapa 'waralaba' itu kini menjalin hubungan dengan sejumlah penjahat terkenal seperti Daud Ibrahim yang telah dikenal luas sebagai bagian dari sindikat kejahatan besar yang telah lama bekerja sama dengan Laskar Al Taiba, organisasi yang melakukan serangan di Mumbai, India pada 2008.
Donasi dan sumbangan dari berbagai pihak yang ingin membantu aktivitas teroris memang masih terus berlangsung. Saat ini, tidak ada satu pun negara yang mencoba mencegah aksi penyaluran dana teroris yang dilakukan melalui uang tunai, ujar David Cohan, seorang pejabat yang telah dinominasikan sebagai Asisten Menteri Keuangan di bidang terorisme dan kejahatan keuangan, dalam rapat dengar pendapat Komite Senat AS baru-baru ini.
"Pemerintah tidak berfokus pada pencegahan pembiayaan teroris yang terjadi di negara-negara lain," ujar dia. (art)