Tentang PT Duta Graha yang Disebut KPK
VIVAnews - PT Duta Graha Indah Tbk. mencuat setelah namanya disebut-sebut terkait dalam kasus dugaan suap pembangunan Wisma Atlet untuk SEA Games di Palembang, yang melibatkan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga, Wafid Muharam.
Siapakah PT Duta Graha Indah ini? Seperti dikutip dari laporan kepemilikan saham Bursa Efek Indonesia, per 31 Maret 2011 PT Duta Graha Indah Tbk ini dimiliki PT Lintas Kebayoran Kota sebesar 33,03 persen dan PT Lokasindo Aditama sebesar 22,35 persen. Kedua perusahaan ini berkantor sama, di Graha Unilever, Jakarta.
Sedangkan saham yang lain dipegang oleh PT Rezeki Segitiga Mas sebesar 3,02 persen. Perusahaan ini berkantor di Menara Standard Chartered Bank lantai 30. Sisanya saham dimiliki Direktur Utama Graha Duta Dudung Purwadi sebesar 2,71 persen dan publik.
Dewan komisaris perusahaan ini adalah Subroto (komisaris utama), Tjahjono Soerjodibroto (komisaris), Sandiaga Salahuddin Uno (komisaris), Soehandjono (komisaris independen), dan Latief Effendi Setiono (komisaris).
Sedangkan direksinya adalah Dudung Purwadi (direktur utama), Sutiono Teguh, Ongky Abdul Rahman, Laurensius Teguh Khasanto Tan, Karman Hadi, Johanes Adi Widiono, dan Herijanto Widodo masing-masing sebagai direktur.
Perusahaan jasa konstruksi ini pertama didirikan pada 1982. PT Duta Graha yang berkantor di Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta, ini banyak menggarap proyek-proyek prestisius seperti stadion, jalan, irigasi, jembatan, bandara, pabrik, gedung perkantoran, hotel, dan rumah sakit.
Proyek yang menjadi andalan Grand Indonesia, Gedung Bursa Efek Indonesia, Graha Unilever, Elnusa Office Park, Menara Rajawali, Great River Plaza, Cyber2 Building, Menara Global, dan Menara BCA.
Proyek lain adalah Labersa Hotel, Natuna Islamic Center, Asri Hospital, Aeration Basin Kerinci, runway Bandara Hasanuddin Makassar, Outer Ringroad Bontang, dan Jembatan Kuok di Kabupaten Kampar.
Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (IPO) pada Desember 2007. Saham dengan kode DGIK ini pada Kamis, diperdagangkan pada Rp139. Sedangkan dalam 52 pekan, saham ini telah bergerak antara Rp75 - Rp159.
Sayangnya saat dikonfirmasi mengenai masalah ini, Sekretaris Perusahaan Johan Helmi tak menjawab telepon. Begitu juga dengan pesan singkat, juga tak dibalas. VIVAnews.com juga menghubungi salah satu komisaris, tapi tak ada tanggapan juga. (adi)