RI Kewalahan Serbuan Produk Cina
VIVAnews - Banjirnya produk Cina ke sektor perdagangan di Indonesia membuat pemerintah serta pengusaha domestik menjadi terpukul. Menurut Wakil Ketua Kadin, Natsir Mansyur, sudah dari dulu Cina sudah mempersiapkan semua produk.
"Cina sudah mempersiapkan sudah 10 tahun yang lalu dan semua produk sudah distandarisasi dan dari 5 tahun sudah mempersiapkan untuk mengekspor ke negara-negara Asia sampai Uni Eropa," kata Natsir saat diskusi 'Banjirnya Produk Cina Makin Gila' di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu 23 April 2011.
Menurutnya, saat ini pemerintah ternyata masih belum siap untuk menahan laju produk Cina itu. "Bagi pemerintah kita sendiri memang tidak siap dengan banjirnya produk Cina," ujarnya.
"ACFTA adalah musuh bangsa program industri berjalan tapi defisit Rp5,6 triliun. Sepanjang hack to hack manufaktur Cina dengan Indonesia kita tidak mungkin menang karena semua produk Cina itu murah," tegas Natsir. "Sedangkan ekspor yang kita banggakan itu bukan manufaktur tapi ekspor seperti tambang dan kelapa sawit," tambah Natsir.
Deputi Menteri Perekonomian, Edy Putra Irawady, menjelaskan, untuk impor kita sudah melakukan pengamanan. "Pengamanan impor kita sudah ada tarif yang merupakan impor pengaman yang teratas," ujarnya.
Sementara, pengamat ekonomi Faisal Basri, menilai bahwa dengan berkembangnya ACFTA dalam satu tahun terakhir justru meningkatkan nilai ekspor Indonesia hingga 50 persen.
Faisal Basri mengindikasikan produk cina lebih murah karena menguatnya nilai Rupiah. "Dalam sepekan ini nilai tukar yuan menguat sangat lambat, kalau nilai yuan melemah itu karena ditahan pemerintah Cina, sedangkan nilai rupiah menguatnya pesat sekali. Jangan-jangan ini mengakibatkan masuknya produk cina," jelasnya.
Untuk itu, lanjut dia, seharusnya Indonesia dapat memanfaatkan produk-produk yang lebih kuat dibanding Cina. Misalnya saja cabai. "Negara kita sendiri juga mempunyai 2 musim, kemarau dan dingin. Secara otomatis dari produk cabe hingga karet kita lebih dari Cina kita harus memanfaatkan karunia yang ada di negara kita," ujarnya. (sj)