Dorodjatun: Inilah Kelebihan RI Bagi Investor
VIVAnews - Kondisi ekonomi Indonesia saat ini menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi dan prospek yang bagus bagi pengusaha dari mancanegara, termasuk Jepang. Selain mengandalkan sumber daya alam Indonesia, mereka pebisnis juga bisa mengambil manfaat dari banyaknya angkatan kerja produktif di negeri ini untuk mendukung industri massal.
Penilaian itu dikemukakan Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, mantan Menko Perekonomian dan guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI). Dorodjatun memberi paparan dalam forum “Indonesian Economic Brief and Dialogue,” yang diselenggarakan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Osaka, Jepang, Jumat 22 April 2011.
Menurut Dorodjatun, masih besar kemungkinan bagi pebisnis dari mancanegara, termasuk Jepang, untuk melakukan eksplorasi gas dan minyak bumi di Indonesia. Saat ini kecenderungan eksplorasi gas alam semakin ke arah Timur Indonesia," ujar Dorodjatun, seperti yang dikabarkan KJRI Osaka.
Bidang lainnya yang memiliki prospek bagus di masa mendatang menurut Dorodjatun adalah perikanan. “Indonesia kaya akan perikanan termasuk komoditas perikanan lainnya, seperti di daerah Laut Banda dan Kepulauan Maluku," kata Dorodjatun.
Prospek bagus dalam industri perikanan ini tengah didukung oleh adanya aliran arus dari Samudera Pasifik menuju Australia yang melewati perairan Indonesia, yang dikenal dengan istilah Arlindo. Menurut Dorodjatun, perairan Indonesia sangat penting dan digunakan oleh berbagai negara.
Dia mengingatkan, Indonesia menekankan politik luar negeri yang bebas aktif dan tidak memihak negara besar mana pun. "Ketidakberpihakan ini yang perlu ditekankan pada saat membuat political risk analysis mengenai Indonesia," kata Dorodjatun.
Selanjutnya, Dorodjatun menjelaskan bahwa jumlah penduduk Indonesia merupakan ke-4 terbesar di dunia. “Di Indonesia, jumlah usia produktif cukup besar sehingga Indonesia punya banyak tenaga kerja dan pasar bagi konsumen. Selain itu, kelas menengah di Indonesia saat ini berjumlah sekitar 20-25 juta, lebih besar dari jumlah penduduk Australia”, ungkapnya. Ini juga mendukung pasar industri kendaraan seperti motor dan kendaraan komersil.
Ekonomi Makro
Dari segi ekonomi makro, seperti yang diberitakan KJRI Osaka, Dorodjatun menjelaskan bahwa menurut lembaga pemeringkat kredit seperti Moody’s, S&P, dan Fitch, peringkat Indonesia untuk jangka panjang dalam mata uang asing adalah BB dan BB+ dengan outlook positif atau stabil. "Diharapkan peringkat Indonesia tahun depan bisa lebih baik lagi," kata Dorodjatun.
Indonesia, menurut dia, juga terus mengontrol inflasi serta defisit fiskal. Sebagian besar utang luar negeri Indonesia pun dalam jangka panjang dan Indonesia memiliki cadangan devisa sekitar 9 bulan impor. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun terus meningkat karena
banyaknya investasi ke Indonesia dan perdagangan ke luar.
Menurut Dorodjatun, “Dengan kondisi ekonomi makro seperti ini, Indonesia punya tingkat pertumbuhan bagus, inflasi terus menurun, real purchasing power penduduk
meningkat dan Rupiah semakin menguat”.
Inflasi di Indonesia pun tetap rendah, dan kondisi sosial politik Indonesia relatif stabil. Hal ini tentunya menambah faktor positif bagi kemungkinan berinvestasi dan berusaha di Indonesia.
Sementara itu, Konsul Jenderal RI di Osaka, Ibnu Hadi, mengungkapkan ekonomi Indonesia yang semakin tumbuh juga diperkuat dengan kian eratnya kerjasama perdagangan dengan Jepang.