Kenapa Bank Mudah Dibobol?

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Senin, 25 April 2011

Kenapa Bank Mudah Dibobol?

VIVAnews - Terungkapnya  pembobolan dana deposito milik PT Elnusa Tbk di PT Bank Mega Tbk menambah daftar panjang skandal-skandal bank di Indonesia. Hampir semua kasus itu melibatkan orang dalam bank. Orang-orang yang amat dipercaya nasabah mengamankan uang.

Mengapa begitu banyak aksi pembobolan bank? Salah satu jawabannya karena pengawasan internal perbankan lemah. Itu sebabnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah beberapa waktu lalu mendesak agar bank bertanggung jawab atas kasus pembobolan.

Sebab, "Dalam beberapa kasus terjadi karena kelemahan proses internal perbankan," katanya.

Kelemahan internal bank itu antara lain karena pengawasan dan supervisi atasan tidak optimal. Supervisi yang tidak optimal itu diperparah dengan kolusi antaroknum pegawai bank. Selain itu, kebiasaan nasabah sangat mudah percaya kepada pegawai bank.  

Kepala Biro Humas Bank Indonesia, Difi A Johansyah, mengatakan, pembobolan bank terjadi bukan hanya sistem pengawasan yang lemah, namun juga masalah sumber daya manusia (SDM) perbankan.

BI meminta, ke depan agar bank lebih mengawasi kualitas SDM. "BI akan menilai kebijakan human capital oleh bank sebagai bagian dari penilaian risiko operasional," kata dia saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, Senin 25 April 2011.

Bank Indonesia juga akan mendesak sejumlah bank agar memperketat pengawasan internal. Sebab, pengawasan yang ketat bisa meminimalisasi oknum yang nakal. Manajemen bank memang sejatinya harus menerapkan kontrol yang ketat terhadap setiap transaksi.

Pengawasan super ketat itu, kata Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Sofyan Basir,  bisa mencegah ulah pegawai bank yang nakal. Namun, pengawasan super ketat itu memerlukan biaya yang mahal. Tapi, kata Sofyan, "Dengan biaya lebih ini diharapkan dapat mencegah terjadinya fraud."

Repotnya, Sofyan melanjutkan, jumlah cabang bank dan karyawannya banyak sekali. BRI, misalnya, memiliki 7.000 kantor dengan jumlah karyawan 75 ribu orang. "Tidak mungkin semuanya sempurna, termasuk SDM," katanya. "Namun, kami melakukan pengawasan untuk meminimalkan penyelewengan."

Sejumlah cara yang dilakukan BRI adalah melakukan audit, sistem kendali, teknologi pengawasan pasif, atau inspeksi saat terjadi perubahan angka pada pos tertentu. Dengan cara ini karyawan selalu berhati-hati. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts