HIPMI: Kerudung dan Tasbih Harus Dari China?
VIVAnews - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mendesak pemerintah proaktif menahan derasnya produk China di Tanah Air.
"Selidiki barang yang dicurigai memiliki dampak merugikan produk Indonesia," kata Erwin usai bertemu dengan Wakil Presiden Boediono di Istana Wapres, Jakarta, Kamis 14 April 2011.
Menutur Erwin, untuk produk-produk tertentu yang diproduksi lokal, sebaiknya dihentikan pengadaannya dari China, karena akan memukul produk lokal serupa di Indonesia.
"Masa, produk seperti kerudung dan tasbih juga harus dari China. Kasihan pengusaha lokal, kalau produk seperti itu juga harus bersaing dengan China," ujarnya.
Erwin mengatakan, saat ini daya saing produk lokal masih kalah dengan produk China. Namun, untuk memajukan produk lokal, perlu ada langkah serius dari pemerintah agar usaha dalam negeri tidak mati suri.
Pemerintah, kata dia, harus mengenakan tarif tambahan jika dari hasil investigasi terdapat industri atau produk yang terbukti terpukul terkena dampak perjanjian perdagangan bebas itu.
Selain itu, Erwin menilai, hingga saat ini China hanya menjadikan Indonesia sebagai target pasar, bukan investasi. Untuk itu, pemerintah Indonesia harus serius menyikapi hal tersebut.
"Pemerintah Indonesia harus melakukan negosiasi lagi dengan Pemerintah China agar mereka juga mau menginvestasikan modalnya di Indonesia supaya ada keseimbangan," tuturnya.
Dia menambahkan, negosiasi tersebut bisa dilakukan saat Perdana Menteri China berkunjung ke Indonesia akhir April mendatang. (SJ)