Cara Malaysia Atasi Serbuan Produk China
VIVAnews - Perjanjian perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) telah mengakibatkan produk China membanjiri Indonesia. Kondisi ini berimbas pada defisitnya perdagangan di sejumlah sektor industri.
Pengusaha domestik sudah menjerit meminta pemerintah melindungi produk dalam negeri. Namun, hingga kini serbuan produk China masih terus berlangsung.
Tak cuma di Indonesia, pemberlakuan ACFTA juga membuat produk China membanjiri Malaysia. Namun, Negeri Jiran ini memiliki beberapa trik menangkis serangan itu.
Lembaga setara Kamar Dagang dan Industri (Kadin), yakni Dewan Perniagaan Melayu Malaysia Negeri Selangor menyatakan, pemerintah Malaysia tetap melindungi beberapa produk lokal, khususnya pada produk yang belum mampu bersaing. Sebab, bagaimana pun, perdagangan bebas tak bisa dihindari.
"Di Malaysia setengah produknya dilindungi," kata Ketua Dewan Perniagaan Melayu Mohammad Said Mat Saman di Jakarta. "Meski perdagangan bebas, bukan berarti semua barang bebas dan terbuka."
Dia mencontohkan dalam industri pakaian batik. Produk batik Kelantan yang baru mulai dirintis masih dilindungi pemerintah. Di Kelantan, pengusaha-pengusaha batik masih tergolong kecil. "Masih jauh jika dibandingkan dengan produk Indonesia," katanya.
Menurut dia, bila pemerintah Malaysia tak melindungi, usaha kecil di Kelantan akan habis dan gulung tikar. "Meski harganya tinggi, pemerintah memberi kelebihan [insentif] kepada rakyatnya," tuturnya.
Dengan demikian, sebesar apa pun gempuran produk asing, masyarakat Malaysia masih mau membeli produk lokal. (art)