Diramalkan Ekonomi Kepanasan, BI Sanggah IMF
VIVAnews - Ramalan Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyatakan ekonomi Indonesia yang mulai kepanasan (overheating) disanggah oleh Bank Indonesia. BI menyatakan ekonomi Indonesia dianggap dalam posisi yang stabil dan aman.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Mulya, mengatakan yang lebih memahami ekonomi suatu negara yaitu otoritas negara bersangkutan. Namun, ia tidak mempermasalahkan ramalan yang dikeluarkan banyak pihak.
"Bagi kami, itu (overheating) masih jauh. Kebijakan makro sudah mengantisipasi inflasi menjadi lebih terkendali," ujar Budi pada Seminar Optimalisasi Hot Money dan Kebijakan Bank Indonesia di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis, 28 April 2011.
Indikasinya, dia melanjutkan, ekonomi masih stabil dan rupiah menguat. Meski ada indikasi overheating, namun ia tidak setuju jika dikatakan Indonesia mengalami gelembung (bubble) ekonomi.
Menurut dia, penanganan inflasi dengan aliran modal yang sangat cepat akan menciptakan kompleksitas dalam kebijakan suku bunga. Otoritas keuangan berharap inflasi tetap terjaga di tengah arus masuk modal (capital inflow).
"Bank Indonesia bersama pemerintah berkoordinasi dalam bauran kebijakan untuk menstabilkan pasar," tambahnya.
Selain IMF, Professor Harvard University, Jeffrey Frankel, juga pernah menyatakan Indonesia rawan overheating, atau efek kepanasan perekonomian karena kelebihan uang beredar di masyarakat, akibat inflasi yang tinggi.
Selain Indonesia, negara lain yang rawan adalah India, China, dan Singapura. Frankel beralasan, keempat negara Asia tersebut mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Namun, di balik pertumbuhan tersebut, inflasi empat negara itu juga terlalu tinggi. (art)