Agung Kuswandono Tak Menyangka Jadi Dirjen
VIVAnews - Dirjen Bea Cukai, Agung Kuswandono, mengaku kaget dengan penunjukan dirinya menjadi pucuk pimpinan Direktorat Jenderal Bea Cukai. Langkah pertama Agung yaitu melakukan konsolidasi internal.
"Saya menjalankan perintah itu. Langkah pertama tentunya konsolidasi internal. Beri saya waktu menghilangkan kaget saya ini dulu. Untuk melakukan tindakan-tindakan berikutnya tidak bisa saya jelaskan sekarang," kata Agung usai dilantik di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 25 April 2011.
Agung mendadak mengetahui penunjukannya sebagai Dirjen Bea Cukai setelah dipanggil Menkeu beberapa hari lalu.
Menurut dia, mengemban tugas sebagai Dirjen Bea Cukai bukan sesuatu yang mudah. Semua lini di Bea Cukai akan menjadi prioritas dan membutuhkan perhatian, mulai dari narkoba hingga penyelundupan barang. Namun, konsolidasi internal merupakan hal terpenting.
Sebagai Dirjen yang baru, ia juga akan meminta pandangan kepada senior-seniornya terlebih dahulu. "Ini bukan pekerjaan mudah, intinya mohon doa restu aja ya," kata Agung merendah.
Agung ditunjuk menjadi Dirjen karena dipandang memiliki rekam jejak (track record) yang baik. Terutama pada saat menjadi kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Soekarno-Hatta. Ia juga pernah menjadi kepala Kantor Pelayanaan Bea Cukai Tanjung Priok.
Pada saat di KPBC Tanjung Priok, Agung mempersilakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menggeledah kantornya. Pada saat itu ditemukan banyak uang di meja, hingga tong sampah, dan mobil pegawai.
Agung juga masih muda yaitu 44 tahun, sedangkan banyak pejabat lain yang usianya lebih tua. Ketika ditanya apakah usianya yang muda menghambat dirinya untuk berkoordinasi, Agung menjawab hal itu tidak menjadi faktor penghambat.
"Bea Cukai merupakan institusi yang solid dan profesional. Siapa pun yang menjadi Dirjen maupun memangku jabatan lain itu bukan masalah," ujarnya. (art)