Tsunami Jepang Pengaruhi Kinerja Astra

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 28 April 2011

Tsunami Jepang Pengaruhi Kinerja Astra

VIVAnews - Kinerja seluruh anak perusahaan yang membaik selama kuartal I-2011 membuat PT Astra International Tbk mampu mengantongi pertumbuhan laba bersih sebesar 43 persen dari Rp3,01 triliun pada 2010 menjadi Rp4,3 triliun.

Meski demikian, Astra mengaku bencana alam dan tsunami yang melanda Jepang telah mengakibatkan adanya gangguan pasokan yang berpengaruh pada bisnis otomotif dan alat berat.

“Kami berharap bahwa kondisi tersebut hanya bersifat sementara dan dapat normal kembali dalam waktu yang tidak lama,” ungkap Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, dalam keterangan pers yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Kamis, 28 April 2011.

Sepanjang tiga bulan pertama 2011, Astra membukukan pendapatan sebesar Rp38,69 triliun atau tumbuh 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Laba usaha naik 34 persen menjadi Rp4,34 triliun.

Prijono mengatakan, kinerja Astra selama kuartal I-2011 tersebut tertolong dengan perekonomian nasional yang kondusif dan ditandai laju inflasi yang relatif stabil. Faktor lain yaitu meningkatnya harga komoditas dan kemudahan pembiayaan konsumen dengan suku bunga yang menarik.

"Kondisi ini mendukung penguatan kinerja grup Astra di kuartal pertama 2011," katanya.

Astra saat ini memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur dan logistik, serta teknologi informasi.

Dari kelima sektor bisnis tersebut, tercatat pertumbuhan laba bersih terbesar berasal dari bisnis Astra di bidang infrastruktur dan logistik yang naik 160 persen menjadi Rp221 miliar.

Selanjutnya, unit bisnis lain yang tumbuh signifikan adalah agribisnis yang naik 140 persen menjadi Rp521 miliar, alat berat dan pertambangan 43 persen (Rp785 miliar), jasa keuangan (Rp797 miliar), otomotif 25 persen (Rp2,1 triliun), serta teknologi informasi 21 persen (Rp17 miliar). (art)

Kerja di rumah

Popular Posts