Pertamax Rp8.700, Konsumen Pilih Premium Lagi

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 17 Maret 2011

Pertamax Rp8.700, Konsumen Pilih Premium Lagi

VIVAnews - Sejumlah konsumen memilih kembali menggunakan bensin bersubsidi, Premium, setelah harga Pertamax melambung. Per tanggal 16 Maret, Pertamina menaikkan harga Pertamax Rp600, menjadi Rp8.700 per liter, di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Latif, misalnya. Pengguna Pertamax ini mulai berpikir meninggalkan bahan bakar tak bersubsidi itu, karena harganya terus naik. "Kalau harganya seperti ini, saya memilih pindah ke Premium lagi," kata Latif yang tiap hari ke kantor dari Bekasi ke Jl. Sudirman, Jakarta, menggunakan sepeda motor.

Tak cuma sepeda motor, pelanggan mobil menengah pun memilih kembali ke Premium. Rizal, pemilik Honda CR-V keluaran 2009, mengaku berat bila harus membeli bahan bakar hingga Rp8.700 per liter. Karena itu, dia memilih kembali ke Premium. "Kecuali kalau pemerintah melarang kami menggunakan Premium, baru kami beli Pertamax," kata dia yang ditemui di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Jalan Letjen Suprapto, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Maret 2011.

Ferdy, pemilik mobil Toyota Avanza juga demikian. Menurut dia, pendapatannya tidak cukup bila harus membeli Pertamax yang hampir dua kali lipat dari harga Premium itu. "Ya kan Premium hanya Rp4.500 per liter," katanya di SPBU yang sama.

Apalagi konsumen seperti Udin, 27. Pemilik mobil Suzuki APV itu mengaku tak pernah tertarik menggunakan Pertamax yang harganya mahal. "Selagi masih ada yang murah, kenapa harus beli yang mahal?" ujarnya, di SPBU Bungur, Jakarta Pusat.

Meski demikian, Chandra, penunggang Honda Supra X-125, mengaku tak tertarik beralih ke Premium. Meski harganya mahal, dia berpendapat kualitas Pertamax jauh lebih bagus. "Saya sayang mesin," kata dia.

Setelah harga melambung tinggi sejak Februari, penjualan Pertamax turun drastis. "Sekarang masyarakat cenderung lebih memilih Premium," kata Inal, petugas SPBU Bungur.

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) juga sudah mengendus tren migrasi ini. Menurut data BPH Migas, konsumsi Pertamax dan Pertamax Plus pada Februari mencapai 62.838 kiloliter (KL)--turun 12,77 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, konsumsi Premium pada Februari justru melonjak mencapai 1,82 juta KL. Ini jauh melewati kuota yang ditetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara sebesar 1,7 juta KL.

Kerja di rumah

Popular Posts