Tsunami Jepang, China Alihkan Pasar ke RI

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 18 Maret 2011

Tsunami Jepang, China Alihkan Pasar ke RI

VIVAnews - Kalangan politisi mengkhawatirkan dampak tsunami Jepang yang berimbas pada melemahnya permintaan konsumsi masyarakat akan menyebabkan produk-produk China menyasar pasar baru, termasuk Indonesia.

“Adanya dampak tidak langsung terhadap Indonesia, misalnya China yang ikut kehilangan pasar ekspornya di Jepang, akan mencari pasar baru," kata anggota Komisi Perdagangan, Industri, dan BUMN Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ecky Awal Mucharam, dalam keterangan tertulis yang diterima VIVAnews.com di Jakarta, Kamis, 17 Maret 2011.

Menurut anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, kekhawatiran pengalihan pasar produk China dari Jepang itu berkaca pada krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) pada 2008. Saat itu, produsen China berupaya mencari pasar baru untuk menjual produk-produknya karena kelesuan permintaan dari konsumen di AS.

Melihat gejala tersebut, Ecky khawatir hal yang sama akan dilakukan oleh produsen China yang kehilangan pangsa pasarnya di Jepang. "Pemerintah perlu mengantisipasi hal ini," katanya.

Ecky yakin, selain China, Indonesia juga akan mengalami dampak lesunya kegiatan ekspor impor dengan Jepang. Padahal, Jepang selama ini merupakan salah satu mitra dagang terpenting bagi Indonesia.

Catatan PKS menunjukkan, ekspor minyak bumi dan gas (migas) ke Jepang selama ini mencapai 33,11 persen dari total ekspor migas nasional. Sementara itu, ekspor non migas Indonesia mencapai 12,71 persen.

Dari sisi impor, Jepang selama ini berperan signifikan dalam sektor non migas dengan kontribusi mencapai 15,62 persen dari total impor nasional. Dari sisi migas, tercatat impor dari Jepang hanya mencapai 0,2 persen.

Melihat besarnya ketergantungan Indonesia pada impor barang-barang dari Jepang, Ecky memperkirakan tsunami Jepang akan menganggu sektor industri nasional. Sebab, sekitar 93 persen impor Indonesia dilakukan untuk memenuhi keperluan bahan baku penolong dan barang modal.

Sementara itu, untuk kegiatan impor barang konsumsi hanya tercatat sebesar tujuh persen.
 
Untuk itu, politisi PKS itu berharap ketergantungan ekonomi yang besar pada Jepang dapat memotivasi pemerintah untuk mulai melakukan diversifikasi pasar ekspor dan impor. "Sehingga, jika ada negara mitra dagang terkena krisis atau bencana, dampaknya tidak terlalu besar bagi Indonesia,” kata dia. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts