Minyak Naik, Menkeu Yakin APBN Masih Aman

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 18 Maret 2011

Minyak Naik, Menkeu Yakin APBN Masih Aman

VIVAnews - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price-ICP) sepanjang tahun 2011 bakal berkisar pada US$86 per barel.

Harga tersebut naik dari perkiraan pemerintah yang tercantum dalam asumsi makro APBN 2011 yang hanya mencantum harga US$80 per barel.

Meskipun lebih tinggi dari target, pemerintah masih yakin Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2011 dalam keadaan aman sehingga tidak diperlukan revisi.

"Meski ICP dalam keadaan naik tapi secara rata-rata setahun masih dikisaran US$86 per barel," kata Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, di kantornya, Jalan wahidin, Jakarta, Jumat, 18 Maret 2011.

Agus menyadari kemungkinan perubahaan asumsi ICP itu dikarenakan harga minyak mentah dunia di sejumlah pasar internasional seperti jenis Brent dan WTI juga menunjukan tren kenaikan hingga diatas US$100 per barel.

Namun harga yang terjadi saat ini masih bersifat fluktuatif dan dapat berubah-ubah. "Dua hari yang lalu harganya US$113 per barel sekarang US$110 per barel jadi masih fluktuasi," katanya.

Kenaikan harga minyak dunia yang berpengaruh pada ICP, diakui Menkeu, relatif kecil pengaruhnya pada anggaran negara. Perhitungan kementerian Keuangan, kenaikan harga ICP sebesar US$1 per barel akan membebani anggaran hingga Rp800miliar.

Beruntung, dampak kenaikan harga minyak mentah itu masih dapat diredam dengan menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing. Menurut Agus, setiap penguatan kurs Rupiah sebesar Rp1 per dollar AS akan membuat negara memiliki tambahan tabungan sebesar Rp1,7 triliun.  "Jadi secara umum anggaran kita baik, tidak perlu revisi anggaran," kata Agus.

Dia menambahkan, pemerintah sampai kini masih pesimis target lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari pada tahun 2011 akan tercapai. Adanya faktor penghambat seperti pemberlakuan Azas Cabotage serta tertundanya realisasi produksi ladang minyak dari blok Cepu membuat target itu sulit terealisasi.

"Sehingga dari menteri Energi Sumber Daya Mineral dan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), asumsi itu mungkin dapat bergerak antara 945 ribu sampai 970 ribu barel per hari," kata Menkeu.

Kerja di rumah

Popular Posts