BNI Ajukan Izin Prinsip Merger Bahana

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Jumat, 18 Maret 2011

BNI Ajukan Izin Prinsip Merger Bahana

VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) telah mengajukan izin prinsip untuk penjajakan penggabungan unit usahanya, PT BNI Securities, dengan PT Bahana Securities.

"Saya sendiri belum bertemu langsung dengan mereka (BNI). Tapi, mereka sudah mengajukan izin prinsip," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat 18 Maret 2011

Menurut Mustafa, pihaknya saat ini menyerahkan proses penjajakan penggabungan kedua perusahaan sekuritas tersebut kepada manajemen. Seluruh proses dipastikan akan berjalan tanpa intervensi dan melalui mekanisme business to business.

Namun, Mustafa melanjutkan, Kementerian BUMN dipastikan akan menyetujui rencana aksi korporasi bank milik pemerintah tersebut. Alasannya, posisi BNI Securities selama ini belum terlalu kuat, sehingga bergabungnya Bahana diharapkan akan memperkuat kinerja unit usaha BNI tersebut.

Di samping keuntungan bagi BNI Securities, aksi penggabungan dua sekuritas tersebut akan memberikan keuntungan kepada Bahana dengan bertambahnya skala bisnis perusahaan. "Mereka (Bahana) jadi punya bisnis properti selain ventura dan sekuritas," jelas dia.

Disinggung mengenai mekanisme penggabungan kedua BUMN sekuritas tersebut, Kementerian mengatakan bahwa proses penjajakan hingga kini masih dilakukan. Namun, salah satu opsi yang mengemuka saat ini adalah pengambilalihan Bahan Securities melalui penukaran obligasi rekapitalisasi.

"Kelihatannya oke. Obligasi rekap itu sendiri saya belum tahu angka-angkanya. Tetapi secara prinsip kelihatannya mereka saling membutuhkan," kata Mustafa.

Hingga kini, Kementerian BUMN baru menerima tawaran akuisisi Bahana Securities dari BNI. Ditanya peluang Danaraksa Sekuritas untuk melakukan langkah serupa, Menteri BUMN mengatakan hal itu sebaiknya tidak dilaksanakan.

Direktur Utama Bahana Securities, Eko Yuliantoro, ketika dikonfirmasi VIVAnews.com, mengatakan dirinya tidak mengetahui detail rencana akuisisi tersebut. "Pembicaraan memang ada, tapi sepenuhnya tergantung pemegang saham," tuturnya.

Seperti diketahui, Bahana Securities adalah salah satu penjamin pelaksana emisi saham Garuda Indonesia bersama Danareksa dan Mandiri Sekuritas. Namun, mereka akhirnya harus menyerap sisa saham yang tidak terjual dalam proses IPO Garuda tersebut. Nilainya pun tidak tanggung-tanggung, sekitar Rp2,25 triliun.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham yang diambil penjamin emisi mencapai 3,008 miliar saham, atau sekitar 47,5 persen dari saham yang ditawarkan. Dalam IPO ini, Garuda menawarkan 6,33 miliar saham dengan harga Rp750 per unit. "Saham yang berhasil dipesan publik hanya 3,327 miliar," tulis data itu.

Sementara itu, data BEI terakhir juga menyebutkan, nilai modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) ketiga penjamin emisi itu turun antara 25-66 persen sejak Januari-hingga awal Maret 2011.

Penurunan terbesar dibukukan Bahana Securities yang mencapai 66,75 persen dari rata-rata Januari Rp250,57 miliar menjadi Rp83,3 miliar per awal Maret 2011.

Danareksa mencatat penurunan 51,5 persen, dari rata-rata Januari Rp494,45 miliar menjadi Rp239,45 miliar di awal Maret. Sementara itu, Mandiri Sekuritas, penurunan MKBD hanya sebesar 25,9 persen dari rata-rata Januari Rp158,48 miliar menjadi Rp117,35 miliar. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts