Menu Restoran Jepang Masih Diminati
VIVAnews - Bahaya radiasi nuklir dalam bahan makanan impor asal Jepang memang membuat sebagian orang khawatir. Tetapi, restoran dengan sajian Jepang tetap saja diminati.
Ella, 24, seorang pengunjung di restoran Jepang, Takigawa, di kawasan Melawai mengaku khawatir mengenai keamanan produk makanan asal Jepang. "Saya khawatir atas dampak radiasi nuklir yang bisa menyebabkan berbagai kanker seperti tiroid dan kemandulan," kata dia saat ditemui VIVAnews.com di Jakarta, Selasa, 22 Maret 2011.
Namun, Ella menyatakan bahan-bahan yang diimpor seperti sayuran kemungkinan sudah berada di Indonesia sebelum tsunami terjadi. "Asalnya bukan dari satu tempat yang terkena radiasi itu saja. Tapi, saya juga tidak tahu pasti," katanya.
Pekerja swasta itu mengakui dirinya memang menyukai makanan Jepang sejak kuliah. "Walaupun agak takut, saya tetap tidak bisa menyetop makan menu Jepang kesukaan saya," ujarnya. Ia menyikapinya dengan sedikit mengerem keinginannya itu. "Memang sulit," katanya tersenyum.
Penanggung jawab restoran Takigawa yang bertugas, Puji Lestari, mengatakan sebagian bahan di restorannya memang dari impor. Sebagian bumbu, sayuran, dan buah memang diimpor dari Jepang. Tetapi, ada pula yang diperoleh dari Indonesia. "Sekitar 30 persen diimpor dari sana (Jepang)," tuturnya.
Dia menambahkan, sejauh ini pasokan bahan impor masih mencukupi. "Lagipula, jumlahnya tidak begitu banyak," kata dia.
Namun, Puji mengakui, beberapa pelanggan sempat bertanya soal keamanan bahan makanan yang diimpor paska tercemarnya beberapa bahan makanan di Jepang. "Memang ada beberapa pertanyaan soal itu. Tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah kunjungan," katanya.
Restoran yang berada di kawasan Panglima Polim Kebayoran baru itu menyasar konsumen dari kawasan perkantoran dan perumahan di sekitarnya.
Restoran cepat saji yang menawarkan menu ala Jepang Hoka Hoka Bento di Blok M Square juga terlihat normal. Saat makan siang, antrean lima hingga enam orang terlihat berbaris di restoran itu. Rini, 21, yang datang bersama kekasih dan dua orang temannya mengaku santai saja menanggapi isu radiasi nuklir.
"Nggak terlalu mikirin mbak," kata mahasiswi sebuah universitas swasta tersebut. Pramuniaga restoran itu juga berujar senada. Tidak ada perubahan apa pun, baik pasokan bahan baku maupun jumlah kunjungan.
Sementara itu, suasana restoran Jepang lainnya, Hanamasa, di kawasan Karawaci, Tangerang, pengunjung juga normal. Seorang konsumen, Imelda, mengaku tidak khawatir mengonsumsi makanan khas Jepang tersebut.
''Tidak takut untuk makan makanan khas Jepang. Karena belum ada peringatan atau pemberitahuan dari pemerintah,'' ujarnya kepada VIVAnews.com.
Staf Personalia Hanamasa, Karta, mengatakan, pasokan bahan makanan yang disajikan di restorannya bukan dari Jepang. "Jadi, tidak ada pengaruhnya hingga saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan, pihak resto mendapatkan dari produk dalam negeri,'' ujarnya.
Sementara itu, Yosi, staf pemasaran restoran Hoka Hoka Bento juga mengatakan hal senada. ''Hokben (Hoka Hoka Bento) bukan dari produk Jepang melainkan lokal. Memang restonya berciri khas Jepang, tapi kepemilikan punya orang Indonesia," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa pasokan bahan makanan berasal dari produk dalam negeri.