Bursa Saham Jepang Dibuka Melemah
VIVAnews - Pasar saham Tokyo, Jepang melemah kembali pada saat dibuka pada perdagangan hari ini, Kamis 17 Maret 2011. Kegelisahan investor atas krisis nuklir, menghapus sebagian keuntungan pemodal setelah bursa berhasil reli kemarin pasca-gempa dan Tsunami.
Seperti dilansir laman AP hari ini, sebagian keuntungan investor dari penguatan bursa kemarin, Rabu 16 Maret 2011, terpangkas. Sebab, indeks Nikkei 225 di awal transaksi Kamis kembali terkoreksi hingga 4,1 persen ke level 8.721,88.
Menurut Masatoshi Sato, analis pasar dari Mizuho Investors Securities Co Ltd, turunnya kembali pasar saham Tokyo tersebut terpicu aksi investor asing yang terus membuang saham akibat kekhawatiran yang berkembang selama terjadinya kecelakaan nuklir. "Investor juga khawatir, kalau gempa dan bencana nuklir ini bisa menghambat pertumbuhan ekonomi," tuturnya.
Namun, di pasar mata uang, dolar Ameriak Serikat turun ke rekor terendah terhadap yen Jepang, seiring aksi perusahaan yang menjual dolar untuk menguatkan kembali mata uang Jepang dalam upaya perbaikan ekonomi pasca-gempa.
Selain itu, pasca-gempa, pemerintah Jepang melakukan upaya yang luar biasa untuk meyakinkan investor dan menjaga pasar agar berfungsi seperti sediakala. Bank sentral Jepang diketahui menyuntikan dana mencapai 26,5 triliun yen (US$326 miliar) ke pasar uang. Bahkan, presiden bursa Tokyo juga meminta agar publik tetap tenang.
"Ketidakpastian atas radiasi yang ditimbulkan akibat meledaknya pembangkit nuklir memang membuat investor benar-benar ketakutan. Namun, langkah yang diambil pemerintah diharapkan dapat mendorong pemodal bisa menyesuaikan diri dan kembali membeli yen," kata Masatoshi Sato.
Sementara itu, indeks di bursa Tokyo diketahui telah terkoreksi lebih dari 1.600 poin atau 16 persen. Aksi kepanikan jual investor pada perdagangan Senin dan Selasa kemarin, dipicu kekhawatiran atas krisis nuklir yang meluas. (sj)