Air Kering, PLN Rugi Rp8 Miliar per Hari
VIVAnews - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalami kerugian hingga Rp8 Miliar per hari karena kekurangan debit air untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling dan Cirata yang terletak di Jawa Barat.
Direktur Operasional Jawa-Bali PLN, I Ngurah Adyana, menjelaskan karena jarangnya hujan turun di kedua PLTA tersebut, PLN kehilangan listrik yang mencapai 1.000 Megawatt per jam.
"Sebagai gantinya PLN ganti menggunakan minyak yang lebih mahal," kata I Ngurah Adyana di Garut.
Adyana menjelaskan PLTA digunakan oleh PLN selama empat jam sewaktu beban puncak yaitu dari jam 18.00-22.00 WIB. Untuk mengalihkan sumber listrik, maka PLN mengandalkan minyak solar untuk membangkitkan
pembangkit listrik.
Selama empat jam tersebut, lanjut Adyana, potensi kerugian PLN mencapai Rp8 miliar per hari. Angka tersebut didapat dari produksi listrik per jam 1.000 MW dikalikan empat jam operasi dikalikan biaya per Kwh jika menggunakan minyak yaitu sebesar Rp 2.000 per kWh.
"Totalnya sebesar Rp8 miliar per hari," jelasnya.
Adynana memperkirakan penurunan debit air ini akan berlangsung hingga April 2011. Hilangnya debit air ini dikarenakan perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu di sekitar PLTA.
"Selain itu terjadi pendangkalan yang membuat debit air menipis dan lingkungan di sekitar PLTA rusak. Itu akibat ulah manusia dan PLN terkena," ujarnya.
Meskipun telah kehilangan pasokan listrik sebesar 1.000 MW, PLN menjamin masyarakat yang bermukim di Jawa-Bali tidak perlu khawatir akan adanya pemadaman listrik. Sebab, dari beban puncak Jawa-Bali yang mencapai 18.400 MW, kapasitas listrik yang dimiliki pada sistem pembangkit listrik itu mencapai 22.500 MW. (kd)