Minyak Indonesia Tembus US$100 per Barel
VIVAnews- Krisis geopolitik yang memanas di Timur Tengah mengerek harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) Februari menembus level US$100 atau US$111,36 per barel dan minyak Brent US$112 per barel. Sementara asumsi harga minyak di APBN sebesar US$80 per barel.
Menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh, pemerintah masih terus mengamati perkembangan situasi dan tidak mau gegabah mengubah asumsi APBN.
Walaupun ICP Februari mendekati US$112, kata dia, namun rata-rata ICP 12 bulan terakhir masih di kisaran US$83,45 per barel. ICP Februari ini naik sebesar US$14,27 per barel jika dibandingkan ICP Januari 2011 yang mencapai US$91,37 per barel.
Seperti diketahui, dalam UU APBN 2011, asumsi ICP dalam APBN 2011 boleh diubah jika realisasi ICP Indonesia plus minus 10 persen dari asumsi. Pemerintah akan menghitung asumsi APBN itu dengan menimbang rata-rata 12 bulan terakhir.
"Jadi artinya kita tidak bisa terlalu gugup yang penting adalah proaktif dan sistematis. Memang telah mencapai US$112 per barel tetapi kecenderungan rata-ratanya masih di sekitar US$83 per barel," katanya.
Darwin menyontohkan pada 2008 lalu, harga minyak mencapai US$140 per barel. Ini harga minyak tertinggi. Namun saat itu rata-rata ICP saat itu hanya sekitar US$115 per barel. Hal ini menunjukan walaupun harga minyak tinggi, namun harga rata-rata bisa tidak terlalu tinggi.
Darwin menjelaskan fundamental demand-supply minyak dunia saat ini masih dalam keadaan aman. Permintaan minyak dunia sebanyak US$88 juta barel, sedangkan pasokan minyak dunia mencapai 89 juta barel per hari.
"Dan Arab Saudi pada 24 Februari kemarin telah menambah pasokan untuk mengganti pasokan dari Libya. Jadi yang terus kita amati adalah jaminan pasokan buat kita dan setiap dua hari sekali kita rapat strategis," jelasnya. (umi)