Merukh Enterprises Bangun 2 Pabrik Bijih Besi
VIVAnews – Merukh Enterprises melalui anak usahanya PT Merukh Iron & Steel menggandeng Paul Wurth S.A dan SMS Siemag AG membangun dua pabrik pengolahan bijih besi di Kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pembangunan pabrik itu bertujuan mengakselerasi posisi Indonesia sebagai negara industri yang kuat di Asia Tenggara pada 2025.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan antara lain Presiden Direktur & CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh, Direktur Eksekutif PT Sumba Prima Iron, Gustaaf Y.N Merukh, Executive Vice President Project Development SMS Siemag Jens Kempken, dan Chief Representative Paul Wurth Karel E Hallatu. Turut menandatangani kerja sama itu Direktur PT Merukh Iron & Steel Musana, H A Merukh dan Direktur Proyek Siemag Hans Ulrich Breuer.
"Dua pabrik pengolahan bijih besi itu masing-masing berkapasitas 2x3,5 juta ton per tahun dan rencananya akan beroperasi pada 2015 mendatang. Nilai investasi dua pabrik itu sekitar € 20 miliar," kata Rudy Merukh.
Gustaaf mengatakan, total investasi untuk pembangunan dua pabrik itu mencapai € 35 miliar. Selain investasi dua pabrik, pembangunan infrastruktur dasar seperti pembangkit listrik, instalasi air, area perkantoran dan pelabuhan mencapai € 10 miliar. Sementara itu, alokasi untuk corporate social responsiblility (CSR) sebesar € 5 miliar. Pabrik baja di Sumba Barat, lanjut dia, diperuntukkan bagi pengolahan bijih besi dari hasil eksplorasi PT Sumba Prima Iron, anak perusahaan Merukh Enterprises di daerah tersebut.
Cadangan bijih besi di Sumba Barat mencapai 977 juta metrik ton dengan kadar 68 persen Fe. Sementara itu, pabrik baja di Sumba Timur akan mengolah tambang bijih besi PT Sumba Prima Iron di daerah itu dengan cadangan sebesar 1,000 juta metrik ton pada kadar yang sama.
"Kami sedang dalam persiapan untuk memproduksi bijih besi dari kedua tambang tersebut. Hasil eksplorasi zaman Belanda, data ESDM di Bandung, dan foto satelit yang kami miliki mendukung cadangan bijih besi tersebut," katanya.
Rudy menambahkan, kehadiran dua pabrik itu akan menyumbang nilai tambah dan multiplier effect yang signifikan untuk kepentingan daerah dan nasional, terutama upaya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi kesediaan Paul Wurth dan SMS Siemag dalam membangun dua pabrik tersebut.
"Pembangunan dua pabrik di Sumba itu akan memanfaatkan potensi sumber daya alam khususnya bijih besi yang besar di Sumba dan bertujuan mengakselerasi posisi Indonesia sebagai negara industri yang kuat di Asia Tenggara pada 2025," katanya.
Sesuai rencana dua pabrik pengolahan bijih besi tersebut akan memasuki tahap konstruksi pada Agustus 2013 mendatang. Penyelidikan teknis segera dilakukan untuk mempercepat proses studi kelayakan demi mematangkan pembangunan dua pabrik pengolahan bijih besi tersebut.
"Kami sangat yakin dengan pasar baja ke depan, karena produksi dua pabrik baja kami itu hanya mencukupi 1/3 dari kebutuhan baja RI pada tahun itu. Diperkirakan pada 2020 kebutuhan baja Indonesia mencapai 20 juta ton per tahun, dan 2030 sebesar 30 juta ton per tahun."