Tak Sampai Sepekan, Harga Emas Anjlok 3,5%
VIVAnews - Harga emas dunia masih tertekan sejak Selasa 4 Januari lalu. Penurunan berturut-turut ini telah membuat harga emas terkoreksi 3,5 persen tak lebih dari sepekan. Senin lalu, harga emas masih US$1.422,90 per ounce.
Pada Kamis, 6 Januari 2011, harga emas di divisi Comex New York Mercantile Exchange ditutup turun US$2 atau 0,15 persen menetap di US$1.371,70 per ounce. Sedangkan kontrak pengiriman Januari turun US$2 atau 0,15 persen menjadi US$1.371,40.
Dalam laporan Wall Street Journal, menguatnya mata uang dolar AS masih menjadi pemicu utama penurunan ini. Selain itu, kestabilan ekonomi membuat sejumlah investor semakin yakin kondisi perekonomian bakal membaik.
Departemen Tenaga Kerja AS, pada Kamis kemarin, mengumumkan jumlah tenaga kerja yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran baru naik 18 ribu menjadi 409 ribu dalam pekan yang berakhir 1 Januari. Data itu jauh di bawah perkiraan sejumlah ekonom yang disurvei Dow Jones Newswires, yaitu sebesar 22 ribu klaim tunjangan pengangguran baru.
"Kami bergerak ke arah 400 ribu klaim yang berarti ada pertumbuhan berkelanjutan," kata Bart Melek, analis logam di BMO Capital Markets.
Data ekonomi ini yang lebih optimistis mendorong dolar menguat terhadap sejumlah mata uang global, termasuk euro. Nilai tukar euro terhadap dolar AS turun dari penutupan perdagangan Rabu, sebesar US$1,3150 menjadi US$1,3012 per euro. (hs)