Saham-saham Favorit di Akhir Pekan
VIVAnews - Pelaku pasar diperkirakan kembali mengakumulasi saham-saham perbankan pada perdagangan pekan terakhir Januari ini, atau Jumat 28 Januari 2011.
"Saham perbankan sudah terdiskon banyak, sehingga bakal banyak yang memburu saham ini," kata pengamat pasar modal PT UOB Kay Hian, Steve Susanto saat dihubungi VIVAnews.com di Jakarta, akhir pekan ini.
Tidak hanya itu, dia menambahkan, saham perbankan juga berpeluang balik arah (rebound) karena telah menyentuh level terendahnya.
Steve merekomendasikan, saham bank dengan nilai kapitalisasi besar seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk.
Diketahui, Bank Mandiri hari ini akan menggelar Rapat Pemegang Saham Luar Biasa guna meminta persetujuan atas penerbitan saham terbatas (rights issue) senilai Rp11,68 triliun. Harga saham rights issue bank pelat merah itu ditetapkan sebesar Rp5.000 per saham.
Steve mengingatkan, meski indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penguatan tipis 12,91 (0,36 persen) ke level 3.514,62 pada penutupan perdagangan kemarin, sebaiknya investor tetap waspada adanya aksi ambil untung (profit taking) di akhir pekan.
Sedangkan Willy Sanjaya, pengamat pasar modal PT Lautan Dana Securities berpendapat, pelaku pasar diperkirakan bakal mengakumulasi saham-saham milik pemerintah (BUMN), seiring proyeksi kinerja perseroan untuk tahun buku 2010 yang akan kinclong dan berpotensi terjadinya pembagian dividen.
"Saham-saham BUMN masih menarik, karena mereka selalu berhasil meningkatkan kinerja dan rajin bagi dividen," tuturnya.
Dia merekomendasikan, saham-saham tersebut antara lain PT Timah Tbk (TINS), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), BMRI, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), serta PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Namun, Willy juga menyarankan, investor mengakumulasi saham-saham grup Bakrie seperti PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). Sebab, di saat IHSG terkoreksi, saham-saham tersebut tidak terpengaruh banyak.