Properti RI Berpotensi Kuasai Pasar Asia

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Kamis, 27 Januari 2011

Properti RI Berpotensi Kuasai Pasar Asia

VIVAnews - Pasar properti di Indonesia, khususnya Jakarta, memiliki potensi besar untuk berkembang di tingkat regional. Harga sewa perkantoran dan kondominium mewah di Jakarta masih lebih murah dibandingkan negara-negara tetangga.

Head of Research Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus, menuturkan, saat ini Indonesia menjadi target pasar bagi perusahaan asing yang hendak melakukan ekspansi. Sebagai contoh, banyak perusahaan Korea Selatan yang melakukan ekspansi ke Indonesia karena sudah tidak dapat berkembang lagi di negaranya sendiri.

Salah satu alasan kenapa banyak perusahaan asing ingin masuk ke Indonesia adalah sewa kantor di Jakarta relatif lebih murah. Riset Lang LaSalle menunjukkan, harga sewa kantor grade A di kawasan Central Business District (CBD) Jakarta berkisar US$120/meter/bulan.

Bandingkan dengan kawasan CBD Kuala Lumpur dan Bangkok, harga sewa kantor di sana di atas US$150/meter/bulan.

Sementara itu, harga sewa kantor di kawasan CBD Sydney mencapai US$420/meter/bulan, Singapura mencapai US$720/meter/bulan, dan kawasan kantor di Asia paling mahal dipegang CBD Tokyo yang sebesar US$1.350/meter/bulan.

"Harga properti di Indonesia lebih rendah sehingga potensi berkembang sangat besar," kata Anton Sitorus di Jakarta, Rabu 26 Januari 2011.

Menurut Anton, potensi sewa kantor untuk investor asing akan sejalan dengan kepemilikan kondominium mewah. Para investor asing akan memilih kondominium mewah sebagai tempat tinggalnya di Jakarta.

Harga kondominium mewah di Jakarta pun masih murah dibandingkan negara lainnya. Harga kondominium mewah di Jakarta berkisar dengan harga US$1.150/meter. Sementara itu, harga kondominium di Singapura mencapai US$9.800/meter dan Hong Kong US$33.000/meter.

Vice President Investment Sales Jones Lang LaSalle, Djodi Trisusanto, mengakui, harga sewa kantor di Jakarta relatif lebih murah karena biaya produksi membangun perkantoran lebih murah. Ke depan, potensi ini lebih besar karena rencana pemerintah untuk mempercepat akses infrastruktur Jakarta.

"Infrastruktur baik, politik stabil, maka dampaknya harga properti dapat meningkat," katanya.

Untuk pengembangan kota-kota lain di luar Jakarta, menurut Djoko, akan ditopang perusahaan-perusahaan domestik yang tidak mampu lagi menyewa perkantoran di Jakarta. "Mereka biasanya pindah ke kota-kota besar seperti Bandung dan Surabaya," ujar dia. (art)

Kerja di rumah

Popular Posts