PLTU Suralaya Siap Amankan Listrik Jawa Bali
VIVAnews - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Banten 1 atau yang lebih dikenal dengan PLTU Suralaya unit 8 akan mulai beroperasi pada 22 April 2011. Pembangkit berkapasitas 1x625 megawatt (MW) ini akan melengkapi PLTU Suralaya 1-7 yang telah beroperasi terlebih dahulu untuk menanggung beban listrik Pulau Jawa bagian barat.
PLTU Suralaya unit 8 merupakan bagian dari proyek 10.000 megawatt. Jika digabung dengan saudara tuanya PLTU Suralaya 1-7, akan menghasilkan listrik sebesar 4.200 MW. PLTU Suralaya merupakan salah satu pembangkit listrik terbesar menopang sistem kelistrikan Jawa-Bali.
"PLTU Suralaya merupakan salah satu objek vital, kalau 'kenapa-kenapa' maka listrik Jawa-Bali bisa lumpuh," kata Asisten Manajer Public Relation PLN, G Wisnu Yulianto kepada VIVAnews.com di Banten, Kamis 27 Januari 2011.
Manajer Proyek PLTU 1 Banten Suralaya, Weddy Sudirman menjelaskan, saat ini PLTU sedang melaksanakan uji coba dan sinkronisasi dengan jaringan listrik Jawa-Bali. "Kami akan nyalakan selama sebulan penuh untuk uji coba pembangkit ini," ujarnya.
Menurut Weddy, pembangkit ini akan menggunakan batu bara sebanyak 8.000 ton per hari atau sekitar tiga juta ton per bulan. Untuk memenuhi pasokan batu bara itu, PLN telah melakukan kontrak dengan enam perusahaan batu bara, antara lain Arutmin dan Darma Henwa, Baramutiara Prima, Titan Mining Energi, Matahari Anugrah Perkasa, Mitra Unggul Abadi, dan PLN Batubara.
Saat ini, PLTU Suralaya unit 8 mempunyai stok batu bara sebanyak 97 ribu ton dan akan terus ditingkatkan hingga 240 ribu ton, sehingga cukup untuk 30 hari operasional. Nantinya listrik yang dihasilkan akan disalurkan untuk sistem transmisi 500 kilovolt melalui Gardu Induk Balaraja dan Gandul.
"Pada April 2011 diharapkan sudah bisa COD (Commercial Operation Date)," katanya. (art)