Mustafa: Gaji Diturunkan, CEO BUMN Bisa Kabur
VIVAnews - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengakui gaji sejumlah direksi perusahaan pemerintah saat ini memang ada yang melampaui penerimaan gaji Presiden RI. Namun jika dibandingkan dengan gaji eksekutif swasta di sektor bisnis yang sama, gaji petinggi BUMN masih lebih kecil.
"Kami sudah perhitungkan semua, mohon dimengerti. Kami bukan semena-mena," kata Menteri Negara BUMN Mustafa Abubakar usai Rapat Koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin, 31 Januari 2011.
Seperti diketahui, gaji petinggi BUMN memang jauh melebihi gaji Presiden. Sebut saja misalnya penghasilan Direktur Utama Bank Mandiri, dalam satu bulan jika dirata-rata bisa mencapai Rp700 jutaan.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun pernah menyinggung jika gaji direksi BUMN yang cukup tinggi. "Jangan sampai ada yang gajinya 10 kali lipat gaji Presiden, tetapi tidak lebih sregep."
Mustafa setuju penyesuaian gaji pejabat negara perlu dilakukan. Menurutnya, sebagai seorang yang memiliki tanggung jawab yang besar, gaji yang diterima kepala negara semestinya tidak kalah besar dengan direksi BUMN.
Namun, Mustafa mengingatkan tidak bisa begitu saja menurunkan gaji petinggi BUMN. Pasalnya, jika gaji direksi BUMN diturunkan dan angkanya lebih rendah dari perusahaan pesaing di industri sejenis, maka karyawan dan direksi BUMN akan lebih memilih kabur ke perusahaan lain.
"Kita nanti hanya akan dapat chief executive officer (CEO) kualitas dua dan BUMN kita bisa lemah," kata Mustafa. "Sekarang ini, susah mencari CEO yang handal."
Terkait tantiem yang jumlahnya bisa mencapai miliaran, Mustafa mengatakan bonus tersebut merupakan hal normatif dan berlakukan secara internasional di seluruh perusahaan swasta. (hs)