2011, Saatnya Eropa Lirik Emerging Market

VIVAnews - Satu dari enam perusahaan yang berbasis di Eropa akan melakukan akuisisi pada 2011 dengan nilai di atas 500 juta Euro pada perusahaan di negara-negara emerging market (berkembang). Nilai akuisisi ini mendekati aksi korporasi yang dilakukan perusahaan Eropa pada tahun 2005.
Ini terungkap dari hasil survei UBS Investment Bank dan The Boston Consulting Group (BCG), terhadap 179 perusahaan yang tercatat di Eropa seperti dikutip VIVAnews, Minggu 16 Januari 2011.
Perusahaan-perusahaan itu melihat akuisisi lintas negara lebih menarik ketimbang perjanjian domestik (Eropa) pada dua belas bulan ke depan. "Dua pertiga dari perusahaan tersebut berencana melebarkan sayap ke emerging market melalui aksi korporasi," kata Alexander Roos, Head of BCG’s Global Merger and Acquition Practice.
Sebanyak 57 persen dari perusahaan ini melihat investasi melalui merger/akuisisi sebagai pilihan terbaik di tahun 2011.
Fokus mereka pertumbuhan kuat pada pendapatan. Mayoritas perusahaan ingin menggunakan merger atau akuisisi untuk memperluas penawaran produk mereka dan sepertiga lagi mencari akses pelanggan baru.
Akuisisi ini sudah terlihat di Indonesia. Vallar menandatangani perjanjian jual beli dengan PT Bakrie & Brothers Tbk dan PT Berau Coal Energy Tbk. Perusahaan yang berbasis di London, Inggris ini akan memiliki sekitar 25 persen saham di PT Bumi Resources Tbk.
Setelah transaksi tersebut ditandatangani, Vallar akan berganti nama menjadi Bumi Plc dan Bakrie akan menguasai 43 persen saham di perusahaan tersebut.
Bukan hanya dengan Grup Bakrie, Vallar melakukan aksi korporasi serupa dengan PT Berau Coal Energy Tbk. Vallar membeli 75 persen saham produsen batu bara itu dengan kombinasi pembayaran tunai dan penerbitan saham baru.
Akuisisi terhadap dua perusahaan produsen batubara Indonesia PT Bumi Resources Tbk akan selesai pada Pebruari dan PT Berau Coal Energy akan rampung pada 8 April 2011.
Riset itu juga menunjukkan sebelum melakukan merger dan akuisisi perusahaan tersebut akan melakukan restrukturisasi bisnis mereka seperti divestasi melalui penawaran saham perdana. Dua pertiga perusahaan yang disurvei akan melakukan restrukturisasi pada tahun 2011.
Selain PT Bakrie and Brothers Tbk, PT Matahari Putra Prima mengundang pemain global masuk Hypermart. Merrill Lynch, sebagai konsultan, memberikan rekomendasi kepada Matahari untuk mengajak mitra global guna berekspansi bisnis hipermarket dan divestasi aset non makanan, serta non inti lainnya.
Merrill Lynch (Singapura) Pte Ltd mengindikasikan ketertarikan empat peritel besar termasuk Lotte Shopping Co Ltd (Lotte) untuk berinvestasi di PT Matahari Putra Prima Tbk. Mereka berniat masuk sebagai pemegang saham mayoritas.
Adapun Cargill, produsen pangan asal Amerika Serikat, akan mengambil alih PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk dengan menguasai 85,01 persen sahamnya dan menjadi pemegang saham mayoritas. Aksi akuisisi itu dilakukan kepada dua pemegang saham senilai Rp2,72 triliun (US$300 juta).
"Transaksi ini tinggal menunggu persetujuan pemegang saham pada 26 Januari mendatang," kata Investor Relation Perseroan Teguh Sanyoto kepada VIVAnews.