Saham-saham yang Bakal Diburu di 2011

Peluang Bisnis Online Tanpa Ribet - Serta Info terbaru seputar dunia bisnis indonesia terupdate dan terpercaya

Selasa, 21 Desember 2010

Saham-saham yang Bakal Diburu di 2011

VIVAnews - Menjelang tahun 2011, manajer investasi mulai menyeimbangkan portofolio investasi mereka. Aksi ambil untung (profit taking) tak ayal terjadi. Hal itu terlihat pada pergerakan indeks bursa saham gabungan di Bursa Efek Indonesia yang melemah dalam seminggu terakhir.

Indeks turun hingga 200 poin ke posisi 3.568 dan kalau sempat naik hanya terbatas. Namun, analis menilai kondisi ini merupakan saat yang baik untuk melakukan aksi beli.

Kini pertanyaannya, apa saja yang layak menjadi portofolio di 2011?

Kepala Riset PT Recapital Securities Pardomuan Sihombing menuturkan, tingginya konsumsi masyarakat Indonesia mempercepat pulihnya ekonomi tanah air ketimbang di negara-negara maju.

Sementara itu, kinerja indeks saham gabungan dan indeks sektoral berdasarkan data bloomberg pertumbuhannya mencapai 71,2 persen. Sektor agribisnis dan tambang masing-masing mencapai 24,1 dan 35,2 persen. Kondisi ini menurut Recapital akan terus berlangsung pada tahun depan.

Tentunya, kata Pardomuan, strategi investasi pada kondisi ini ketika terjadi pemulihan ekonomi bakal mendorong permintaan komoditas meningkat dan harga komoditas akan menguat. Harga minyak sawit mentah (CPO) diprediksi menguat, seiring naiknya inflasi dunia dan harga batu bara yang mengalami penguatan.

Harga minyak sawit mentah Rotterdam saat ini telah menembus angka US$1.050 per barel. Harga nickel juga mengalami hal yang sama. Per Oktober 2010, harga nickel mencapai US$25 ribu per ton.

Untuk itu, Pardomuan merekomendasikan agar pemodal berinvestasi pada saham-saham produsen komoditas seperti PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Aneka Tambang (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), dan PT International Nickel Indonesia Tbk (INCO).

Sedangkan saham sektor pertanian antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT BW Plantation Tbk (BWPT), PT Gozco Plantation Tbk (GZCO). Sementara itu, untuk sektor consumer goods seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) patut dikoleksi.

Indofood misalnya, saat ini saham yang memiliki kapitalisasi pasar Rp40, 61 triliun berada di level Rp4.475. Posisi ini merupakan yang terendah dalam tiga bulan terakhir meski saham berkode INDF masih di atas posisi terendahnya pada Rp3.400 di awal tahun.

Hal yang sama terjadi pada AALI. Saham anak usaha Grup Astra ini menempati level Rp24.850. Sempat terkoreksi dalam pada akhir pekan lalu, sebesar Rp23.850.

Analis PT Universal Broker Satrio Utomo mengakui, kondisi ini seharusnya dimanfaatkan investor untuk mulai mengkoleksi saham-saham berkapitalisasi besar seperti tersebut di atas. "Koreksi sudah dalam, saham blue chips sebaiknya mulai diburu," kata dia.

Gina Novrina Nasution, pengamat pasar modal juga berpendapat, saham-saham papan atas masih menjadi pilihan pelaku pasar di tahun depan. Terutama, saham-saham di sektor infrastruktur seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

"Sektor tambang seperti PTBA, ADRO, dan BUMI (PT Bumi Resources Tbk) juga bakal diburu pemain," tuturnya.

Saham-saham industri semen seperti PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), PT Semen Gresik Tbk (SMGR), dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) sepertinya turut menjadi pilihan investor untuk 2011. (umi)

Kerja di rumah

Popular Posts