Hatta: Tak Ada Lagi Hambatan Investasi Migas
VIVAnews - Pemerintah terus mewaspadai pergerakan harga minyak dunia yang dipicu oleh musim dingin di Eropa dan Amerika. Untuk mengimbangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pemerintah terus berupaya optimal untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri.
Salah satunya memberikan intensif kepada perusahaan yang mengeksplorasi sumur tua.
"Untuk tahun depan kami harus all out memproduksi 970 ribu barel. Harus dipenuhi," kata Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, di Jakarta, Rabu 29 Desember 2010.
Hatta optimistis target lifting 2011 dapat tercapai. Hal itu disebabkan semua hambatan investasi di industri minyak dan gas seperti peraturan pemerintah tentang cost recovery dan isu kapal-kapal rig yang tidak boleh beroperasi di Indonesia akibat asas cabotage telah terselesaikan.
"Jadi, tidak ada alasan dan hambatan tidak mendorong investasi di sektor migas, karena masih banyak cekungan yang belum dieksplorasi," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.
Selain itu, pemerintah mendorong pihak swasta untuk mengeksplorasi sumur-sumur tua. Agar pihak swasta tertarik, pemerintah akan memberikan insentif kepada pihak swasta yang bersedia mengeksplorasi sumur tua itu.
Menurut Hatta, dengan kenaikan harga minyak dunia, maka penerimaan negara akan naik. Namun, jika dibandingkan dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM), pengeluaran negara lebih besar dibandingkan pemasukan negara.
Dia menjelaskan, pemerintah belum akan mengubah asumsi makro pada APBN 2011, meski diperbolehkan melakukan perubahan jika ada kenaikan harga minyak Indonesia sebesar 10 persen.
"Kami meminta kepada masyarakat untuk berhemat dan tidak memboroskan fiskal. Mari lakukan penghematan BBM dari penggunaan listrik, transportasi, dan lain-lain," katanya. (umi)