Ini Penyebab Kekacauan Garuda
VIVAnews - Manajemen PT Garuda Indonesia telah selesai melakukan penyelidikan kekacauan penerbangan yang menimpa perusahaan beberapa waktu lalu. Hasil penyelidikan menyimpulkan terjadinya kelebihan kapasitas penyimpanan data (buffer overflow) pada sistem Garuda Indonesia.
"Hasil penyelidikan menyatakan terjadi kombinasi human error dan teknis, namun tidak ada unsur kesengajaan dan sabotase," kata Direktur IT dan Rencana Strategi Garuda Indonesia, Elisa Lumbaturuan di Jakarta, Selasa 30 November 2010.
Elisa menjelaskan, satu server Garuda kelebihan kapasitas, sehingga peralatan satu dengan yang lain tidak berfungsi, dan terjadi gangguan.
Namun Elisa tidak mengetahui apa yang menyebabkan terjadinya buffer overflow itu. "Bisa virus, bisa worm, bisa spam, bisa program yang terus mengirim data ataupun user yang mengirim data," katanya.
Elisa mengakui Garuda belum mempunyai peralatan untuk mendeteksi kenapa bisa terjadi buffer overflow. Menurut Elisa, peralatan tersebut biasanya dipasang oleh perusahaan yang mempunyai network management. "Garuda belum pasang," ucapnya.
Walaupun begitu, Elisa membantah terjadinya sabotase. Garuda tidak memiliki bukti telah terjadi sabotase. Menurut dia, ini hanyalah kelalaian petugas yang menangani IT. Karena itu, Garuda Indonesia melakukan mutasi dan menempatkan orang yang ahli pada tempatnya.
"Kita juga mengembangkan kompetensi petugas agar menguasai peralatan. Kita tidak mempunyai bukti terjadinya sabotase sehingga isu sabotase tidak benar," katanya.
Kerugian Garuda Indonesia hingga saat ini menurut Elisa, sebesar Rp1,6 miliar yang terdiri dari biaya hotel, akomodasi, transportasi, pengembalian tiket dua kali lipat serta pembenahan sistem IT. Namun biaya tersebut bisa membengkak melihat perbaikan baru selesai pekan depan.
"Pembenahan sistem belum selesai, mungkin seminggu lagi selesai peningkatan kehandalan sistem," katanya. (umi)