Satu Zona Waktu, Kecepatan Pasar RI Sama
VIVAnews- Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyambut baik rencana pemerintah untuk menyatukan zona waktu. Hal itu akan membuat respon pasar Indonesia akan lebih cepat seperti negara lain."Seperti saat ini, Indonesia belum mulai bekerja, itu akan membuat respon pasar kalah cepat," kata Agus di DPR, Selasa, 13 Maret 2012.
Meski belum mendengar bagaimana persisnya, kata Agus, dalam mengkaji zona waktu, yang perlu dilihat adalah efisiensi dan produktivitasnya. Meski indonesia memang luas dan lebar, Kementerian Keuangan mendukung penuh rencana penyatuan itu.
Penyatuan zona waktu ini sudah tertuang dalam Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Edib Muslim menyatakan, zona waktu tunggal ini akan menambah transaksi perdagangan Rp500 miliar sehari.
Adalah Kementerian Koordinator Perekonomian mengusulkan ide penyederhanaan zona waktu Indonesia dari tiga menjadi satu. Alasannya simpel, satu zona waktu akan meningkatkan produktivitas.
Penyatuan zona waktu ini sudah tertuang dalam Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat dan Promosi Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia Edib Muslim menyatakan, zona waktu tunggal ini akan menambah transaksi perdagangan Rp500 miliar sehari.
Peningkatan itu terjadi karena pedagang dari kawasan Waktu Indonesia Tengah (Wita) dan Waktu Indonesia Timur (WIT) bisa satu waktu dengan Jakarta. Sehingga tak ada waktu terbuang karena menunggu satu atau dua jam perdagangan di Jakarta dibuka. Meski begitu, zona tunggal ini direncanakan mengikuti zona Wita yang delapan jam lebih cepat dari Greenwich Mean Time (GMT), atau sejam lebih cepat dari Waktu Indonesia Barat.