RI Surplus Perdagangan US$923 Juta
VIVAnews - Neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari 2012 surplus sebesar US$923,4 juta. Pada awal tahun ini, ekspor Indonesia tercatat mencapai US$15,49 miliar dan impor sebesar US$14,57 miliar.
"Ini awalnya sudah bagus, sudah di atas tahun lalu. Ke depan, tergantung nanti kinerja ekspornya," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Suryamin, di Jakarta, Kamis, 1 Maret 2012.
Ia menjelaskan, ekspor Indonesia sepanjang Januari 2012 yang mencapai US$15,49 miliar itu naik 6,07 persen dibanding Januari 2011 sebesar US$14,61 miliar. Sementara itu, total ekspor non migas Januari 2012 sebesar US$12,25 miliar, atau meningkat 4,04 persen dibanding Januari 2011.
"Ekspor non migas Indonesia masih didominasi komoditas batu bara dan minyak sawit mentah (CPO). Yang terbesar bahan bakar mineral sebesar US$2,17 miliar, sedangkan ekspor lemak minyak hewan/nabati US$2,14 miliar," katanya.
Untuk pangsa pasar ekspor non migas, di peringkat pertama adalah Jepang dengan total US$1,61 miliar, diikuti China US$1,36 miliar, dan Amerika Serikat US$1,2 miliar. Ketiga negara tersebut menyumbang pasar ekspor sebesar 33,26 persen.
Sementara itu, ekspor non migas Indonesia ke negara-negara ASEAN mencapai US$2,53 miliar atau 20,25 persen, sedangkan ekspor ke 27 negara Eropa sebesar US$1,60 miliar atau 12,75 persen.
Selama Januari 2012, total impor Indonesia tercatat mencapai US$14,57 miliar, atau naik 16,02 persen dibanding Januari 2011 yang hanya US$12,6 miliar. Impor non migas Indonesia mencapai US$11,58 miliar, atau meningkat 20,8 persen dibandingkan Januari 2011.
Impor non migas Indonesia masih didominasi mesin dan peralatan mekanik sebesar US$2,32 miliar, serta mesin dan peralatan listrik US$1,57 miliar. "Impor masih didominasi oleh bahan baku penolong untuk industri," katanya.
China masih mendominasi sebagai negara importir dengan nilai US$2,53 miliar, diikuti Jepang US$1,74 miliar dan selanjutnya Singapura sebesar US$0,85 miliar. Pangsa impor ketiga negara mencapai 44,25 persen.
"Impor dari negara-negara ASEAN sebesar US$2,43 miliar dengan pangsa 20,9 persen, sedangkan impor dari Uni Eropa US$1,09 miliar atau sekitar 9,42 persen," katanya. (art)