OECD: Eropa Telah Memasuki Resesi
VIVAnews - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) mengkhawatirkan pemulihan ekonomi global bakal tidak tercapai, sehingga meninggalkan negara-negara Eropa dalam kondisi resesi tingkat menengah dan menempatkan Amerika Serikat (AS) dalam posisi berisiko.
Hal tersebut disampaikan OECD yang merupakan forum negara-negara kaya di zona euro, Amerika Serikat, dan Jepang yang berjumlah 34 negara seperti dikutip laman Reuters, Senin, 28 November 2011.
OECD menyatakan ancaman pelemahan ekonomi dunia yang semakin parah akan terjadi jika negara-negara Eropa tak kunjung mampu menyelesaikan masalah surat utang mereka dan Senat AS tak juga menyetujui kebijakan rencana pengurangan belanja negara.
"Di saat negara berkembang menunjukkan peningkatan, perdagangan dunia yang merosot akan berdampak pada China," seperti terungkap dari Laporan OECD.
Dari perkiraan OECD, pertumbuhan ekonomi dunia akan melambat menjadi 3,4 persen pada 2012 dari sebelumnya ditaksir 3,8 persen. Perkiraan ini menurun dari prediksi sebelumnya pada Mei 2011 ketika OECD memperkirakan pertumbuhan sebesar 4,6 persen.
Wilayah Eropa sendiri diperkirakan sudah memasuki resesi setelah berusaha untuk keluar dari krisis surat utangnya. Eropa diprediksi hanya mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2 persen pada tahun depan.
Melihat kondisi tersebut, OECD menganggap masih banyak pertanyaan penting terhadap respons Eropa terhadap krisis surat utang yang hingga kini belum terjawab. Kondisi ini meningkatkan keraguan masyarakat mengenai keadaan ekonomi Eropa, terutama ketika pemerintah Jerman kesulitan menjual surat utang mereka. (art)