Jangan Serahkan Produksi Minyak ke Kontraktor
VIVAnews – Ketua DPR Marzuki Alie yakin Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) domestik.
Apabila dahulu produksi minyak mentah nasional tidak bisa seluruhnya diolah di dalam negeri sehingga sebagian terpaksa dibawa keluar, kata Marzuki, maka saat ini minyak mentah nasional tidak perlu lagi diolah oleh pihak luar.
“Lima bulan terakhir saya dapat informasi semua produksi minyak mentah dalam negeri dapat diolah dalam negeri untuk menjadi BBM,” kata Marzuki di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 2 Maret 2012.
Sekarang ini, lanjut Marzuki, baru 50 persen produksi minyak yang bisa diolah dalam negeri, sementara 35 persen lainnya diserahkan kepada kontraktor untuk membayar cost recovery pengolahan minyak di luar negeri, dan 15 persen produksi sisanya untuk bagi hasil dengan kontraktor.
Namun berdasarkan informasi yang ia peroleh, Marzuki mengatakan sebenarnya kilang dalam negeri bisa mengolah seluruh minyak itu. “Saya tanya kepada mereka kebutuhan BBM berapa, lalu mampu tidak kilang dalam negeri mengolah semua hasil minyak? Mereka bilang mampu,” ujar Marzuki.
“Jadi yang penting sekarang Menteri Keuangan, BP Migas, dan Menteri ESDM mau bersama-sama memutuskan bahwa 35 persen untuk bayar cost recovery itu diambil saja oleh negara dan diolah di dalam negeri menjadi BBM,” imbuh Marzuki.
Menurutnya, apabila 85 persen produksi minyak dalam negeri diolah, maka itu sudah mencukupi kebutuhan BBM untuk dalam negeri. Adapun untuk cost recovery, kata Marzuki, pemerintah sebaiknya membayar kontraktor saja, jangan memberi kompensasi 35 persen produksi minyak mentah tersebut.
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk mendukung kemandirian bangsa terhadap kemampuan pengolahan minyak ini. “Sekarang sudah ada perubahan di dalam Pertamina. Sekarang semua minyak bisa diolah dalam negeri,” ujar politisi Demokrat itu. (adi)